Perebutan Hegemoni Regional dan Proksi Iran:
"Poros Perlawanan" (Axis of Resistance): Iran membangun jaringan sekutu dan proksi yang dikenal sebagai "Poros Perlawanan" untuk memperluas pengaruhnya dan mengepung Israel.10 Ini termasuk:
Hezbollah (Lebanon): Kelompok bersenjata yang sangat kuat, didanai dan dilatih oleh Iran, dengan puluhan ribu rudal yang bisa mencapai Israel.
Hamas dan Jihad Islam Palestina (Gaza): Kelompok-kelompok militan di Jalur Gaza yang secara ideologis dan finansial didukung Iran.
Milisi Pro-Iran di Suriah dan Irak: Kelompok-kelompok paramiliter yang memperkuat posisi Iran di sepanjang "koridor darat" yang membentang dari Teheran hingga Mediterania.
Houthi (Yaman): Pemberontak di Yaman yang juga menerima dukungan Iran, melakukan serangan terhadap pelayaran di Laut Merah yang memiliki implikasi global dan seringkali menargetkan kepentingan Israel atau sekutunya.11
Kampanye Israel di Suriah ("Mabam"): Israel secara teratur melakukan serangan udara di Suriah (dikenal sebagai "kampanye antar-perang" atau mabam) untuk mencegah konsolidasi militer Iran di sana, menghancurkan pengiriman senjata ke Hezbollah, dan menargetkan fasilitas proksi Iran. Serangan-serangan ini seringkali tidak diakui secara resmi oleh Israel.
Perang Intelijen dan Siber: Kedua negara terlibat dalam "perang diam-diam" yang meliputi serangan siber terhadap infrastruktur vital, pembunuhan ilmuwan (diduga oleh Israel), dan operasi rahasia lainnya.12
3. Eskalasi Paling Signifikan: April 2024 (Konfrontasi Langsung)
Ini adalah momen paling berbahaya dalam konflik ini, menandai pergeseran dari perang proksi dan bayangan menjadi konfrontasi militer langsung: