Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mantra Dalam Kehidupan Masyarakat Kerinci

24 Juni 2022   03:00 Diperbarui: 24 Juni 2022   03:41 2590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi : Pelantunan Mantra Pemanggilan Roh nenek moyang oleh para Balian Salih

 Sembuh kata Guru

 Dikabulkan kata Allah

 Berkat La ila ha illallah

 Menurut pendapat penulis, mantra ini lahir dengan keyakinan dan keikhlasan si pembuat mantra. Agar seseorang mempunyai sikap optimis dalam perjalanan, otomatis aura tubuhnya sendiri akan mengeluarkan sikap dan perilaku yang lebih kuat, karena keyakinan dan kemantapan jiwanya percaya dengan mantra yang diucapkannya.

 Pantangannya ialah, apabila ada barang yang tertinggal dirumah kita tidak boleh menjemputnya kembali kebelakang, tetapi disuruh orang lain untuk menjemputnya.

MANTRA PEMANGGILAN ROH NINIK MOYANG


Kepercayaan akan roh ninik moyang sudah ada sejak zaman dahulu kala, baik dalam agama kepercayaan (aninisme, dinamisme), agama Hindu, agama Budha, dan lain sebagainya.

Terkadang ketika seseorang mengalami sakit yang begitu parah, setelah berbagai macam media secara medis dilakukan, namun tidak kunjung sembuh, atau seseorang yang teraniaya di rantau orang, mereka “menyeru” roh ninik moyangnya untuk memberikan pertolongan.

Begitupun ditanah Kerinci yang mayoritas beragama Islam, namun kepercayaan terhadap arwah ninik moyang masih kental disebagian daerahnya. Bahkan ritual sesajian, “palaho” masih dilaksanakan.

Dibawah ini penulis menyajikan sebuah mantra untuk memanggil arwah ninik moyang yang sering dipakai di Kerinci. Namun terlebih dahulu harus diketahui, dari suku mana (di Kerinci Luhah dan Kalbu) dia berasal.

Karena Kerinci menganut sistim matrilinial[1] maka leluhur dari Pihak Ibu harus kita ketahui. Dalam hal ini penulis mengambil contoh dari Luhah Temenggung kalbu Rajo Simpan Bumi Siulak Gedang, dibacakan dengan irama “Nyaro”[2]

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun