Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mantra Dalam Kehidupan Masyarakat Kerinci

24 Juni 2022   03:00 Diperbarui: 24 Juni 2022   03:41 2590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi : Pelantunan Mantra Pemanggilan Roh nenek moyang oleh para Balian Salih

Mantra adalah kumpulan kata-kata yang dipercaya mempunyai kekuatan mistis atau gaib. Mantra juga termasuk dalam puisi lama/tua, yang pada masyarakat Melayu bukan dianggap sebagai sebuah karya sastra, tetapi lebih berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan[1].

 Di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, mantra juga banyak macamnya. Baik digunakan untuk mengobati orang sakit, panglarisan, pengasih, penunduk, penguat, dll.

 Mantra di Daerah Siulak Kabupaten Kerinci disebut dengan “Cuco, Lam, Jampi, Idu, Tawa” yang diamalkan oleh seorang “Dukun” sebagai tabib khusus mengobati penyakit yang berakitan dengan mistis.

 Cara membaca mantrapun juga beraneka ragam. Ada yang dibaca dengan bersenandung, berdiri, ketika berjalan, maupun waktu tidur. Namun pada hakikatnya adalah pembacaan mantra untuk membuat lawan/musuh ataupun orang lain dapat kita kendalikan.

 Mantra Kerinci juga demikian adanya, ada yang diamalkan dengan bersemedi, melalui ritual “palaho”[2], ataupun dengan gerakkan tangan dan “nyaro”.[3]

Dok. Pribadi : Wawancara tentang tradisi bersama Nenek Nanti Arab
Dok. Pribadi : Wawancara tentang tradisi bersama Nenek Nanti Arab


 Pada dasarnya, mantra di Kerinci ini tidak didahulukan dengan membaca basmalah, namun penulis yakin dan percaya dengan hadirnya para ulama dan mubaligh yang menyebarkan agama Islam di Kerinci, tradisi dalam mantrapun berobah, diawali dengan basmalah dan disudahi dengan kalimat tauhid “Laa ila ha illallah”.[4]

 Begitu banyak mantra yang bertebaran di bumi Sakti Alam Kerinci, tergantung dari “Tuan Guru” yang mengajarkannya secara hafalan turun temurun sehingga tidak terkaper bagi kita untuk mendokumentasikan keseluruhannya, dikarenakan kadang kala tidak semua mantra dapat dipublikasikan secara Cuma-Cuma, apalagi di ajarkan secara gratis kepada khalayak ramai.[5]

Dok. Pribadi : Pelantunan Mantra Pemanggilan Roh nenek moyang oleh para Balian Salih
Dok. Pribadi : Pelantunan Mantra Pemanggilan Roh nenek moyang oleh para Balian Salih

 Dibawah ini penulis memberikan contoh beberapa mantra yang penulis dapatkan dari para tetua maupun masyarakat/pelaku yang masih memakai mantra didalam kehidupannya, serta cara pengamalannya dan langkah pertama sebelum mempelajari mantra tersebut.

MENJADI MURID SEORANG GURU

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun