Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pulang

16 Desember 2020   18:36 Diperbarui: 16 Desember 2020   18:38 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illutrasi Terminal Bus (sumber gambar : pixabay.com)

Kuhentikan gerak tubuhmu, dengan memegang pergelangan tanganmu.  Aku tak akan pernah lupa, kau adalah perempuanku. Namun, malam tadi, di hadapan ayahmu, aku gagal menjadi lelakimu.

"Ibu memintaku menyerahkan ini."

Kau serahkan selembar kertas padaku. Segera kubaca isinya. Hanya satu kata, "Bemaling". Aku tahu, walau secara adat dibolehkan. Namun, mengajakmu menalani pengembaraan di kehidupan masa depan, tanpa restu ayahmu. Itu tindakan pengecut.

"Bilang pada ayahmu. Malam nanti, aku ingin bertemu lagi."

***

Ibumu menyambutku di ruang tamu.  Satu senyuman disuguhkan dengan ketulusan seorang ibu. Kau segera masuk ke dalam rumah, dan keluar lagi ke ruang tamu. Satu tas berukuran besar masih melekat di tanganmu.

"Kau bersedia ikut denganku?"

Pertanyaan itu harus kuajukan di hadapan ibumu. Akupun tahu, tak akan ada jawabmu. Tapi, ibumu tahu. Kau bersamaku.

"Pergilah! Sebelum ayahmu pulang. Tolong kau jaga anakku. Untukku!"

***

Azan subuh baru saja terdengar dari masjid. Saat Bus Putra Raflesia dari Padang menuju Bengkulu berhenti persis di depan rumahmu. Ibumu yang membuka pintu, saat kau dan aku tiba di depan pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun