Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kisah Orang-orang dan Air Mata Hujan

13 Januari 2020   18:03 Diperbarui: 13 Januari 2020   18:31 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pxhere.com

Di mata orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Hujan adalah semak belukar jalan setapak, yang memaku langkah agar berhenti berpijak. Sebagai jeda keteguhan hati yang disekap kebimbangan, menunggu atau melanjutkan pengembaraan.

Di kepala orang-orang yang berkelana dengan kata-kata.
Hujan adalah bisikan langit yang menembus relung hati. Menyimak satu persatu butiran yang terjatuh, tanpa ungkapan bernada keluh. Seperti kerelaan puluhan aksara pada pujangga, yang merantai kalimat dari ribuan kata-kata bernyawa.

Di hati orang-orang yang menggengam rindu.
Hujan adalah nyanyian sepi, yang disediakan alam untuk menemani nurani sunyi. Ketika keresahan pada cerita kehilangan, yang menggenangi kenangan masa lalu. Atau kegelisahan dari berita penantian, yang menghitung ulang waktu bertemu.

Di matamu.
Hujan adalah gelombang pasang, yang menghempaskan resah berbuih amarah. Menghancurkan sendi-sendi bangunan rasa, pada sekat-sekat tebal kecewa. Hingga kabar bahagia, terpuruk dalam selimut duka.

Aku airmata hujan, yang tersesat dalam persembunyian makna.

Curup, 13.01.2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun