Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Memagut Sepi

2 November 2019   18:36 Diperbarui: 2 November 2019   19:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kau terlalu lama membiarkan waktu menguasai bisu, memasung lembaran-lembaran pilu di halaman rindu.

Aku menggenggam ulang kepulan desah nafas yang terbiasa kecewa, mengumpulkan serpihan-serpihan lara. 

Kau dan aku memagut sepi dalam luka.

Adalah kehampaan. Melupakan seseorang yang tak pernah ingin dilupakan.

Berkali kuracik sketsa aksara-aksara janji, tapi kesepian tak lagi merengkuh bisikan hati. Liar! Menyelinap di jemari sebagai wangi paling tersembunyi dari sepi.

Kembali, kau mereguk sunyi. Membujuk hening rasa dan membiarkan cinta berkali terluka.

Jika bagimu, cara memaknai cinta adalah rindu dan cemburu. Maka, aku rindu dan cemburu pada waktu yang terbiar berlalu.

Kau tahu?

Curup, 02.11.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun