Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Meracik Titik Penantian

20 Oktober 2019   11:24 Diperbarui: 20 Oktober 2019   12:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kau telah melewati ribuan skenario yang diracik sutradara. Ragam peran yang tertera dilakoni dalam bilik-bilik sketsa.
Berkali dihajar menata hitam putih makna. Dan, kembali belajar meniti pelangi asa.

Ketika satu-persatu jejak langkah menapaki titik lelah.

Kau pernah berjibaku meredam perih sayatan sembilu, berkali mereguk pahit ramuan empedu. Menempuh jurang terjal alur pendakian, untuk merengkuh aroma cinta di puncak rasa.

saat patahan-patahan kata menyerah hadir di ujung pasrah.

Setidaknya, kau masih bertahan menelusuri kerapuhan puing-puing waktu. Merenungi hempasan arus luka, merenangi samudra duka tak berpintu.

Percayalah!  Di titik penantian ada cahaya keabadian.

Curup, 20.10.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun