nyaris setiap pagi. tak hanya mentari, pilihan aksara yang dirangkai dalam larik-larik puisi menyapaku. aku tak mengenalmu, tapi kurasakan untaian kata-kata itu hanya tertuju untukku.
entah sejak kapan rasa itu hadir menemani. aku begitu lelah menghitung pergantian hari, pun terlupa mengingat judul-judul puisi. namun pada lembar-lembar diari, kutuang ribuan pesanmu yang tersembunyi.
tentang luka yang tak mampu kau cegah, perlahan kau jahit dengan benang-benang rindu agar tak lagi berdarah.
tentang patahan hati yang tak ingin kau ulang, hingga kau jadikan kenangan yang terpenjara pigura usang.
juga tentang serpihan-serpihan kata yang kau himpun dalam deretan doa. sebagai titik perapian yang membakar bara asa di tungku kehidupan.
pagi ini, kuhentikan keinginan mencarimu. ketika kulihat segaris senyummu. pada pantulan cermin di hadapanku.
Curup, 07.10.2019
zaldychan