Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NIK | "Just The Way I Am" [10]

20 September 2019   08:15 Diperbarui: 20 September 2019   08:35 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kendali langkah kaki, kau ambil alih. Berdua, telusuri jalur datang tadi. Aku tersenyum. Saat kau berhenti berjalan. Memilih duduk di tangga aula. Aku duduk di sampingmu.

"Belum mau pulang?"

Tak ada jawabmu. Kuikuti diammu. Mentari pagi, sapa wajahmu yang tertunduk. Aku tahu. Tiba saatnya, kau hempaskan resahmu. Tak lagi kucegah. Kunyalakan sebatang rokok. Kubiarkan hembusan pelan. Kepulan asap rokokku iringi beningmu.

Detik pagi tertelan sunyi. Kucoba telaah lalu waktu. Terulang awal mula kolase rasa. Sejak kutemukan, kau milikku.

Kuusap pelan kepalamu agar reda tangismu. Kau menatapku. Tak lagi genangan, tapi linangan. Kau resapi resahmu. Kurasakan. Sejak tadi, kau ingin menangis di hadapku.

"Tangis itu, untuk apa?"

Mataku hujam manik matamu. Segera kau tundukkan wajah. Kutunggu. Kau hentikan tangismu. Perlahan, kembali kau tatap wajahku.

"Makasih, Mas!"

"Untuk?"

"Mamas udah datang!"

"Terus?"

"Nik tahu kalau..."

Gelengkan kepala. Kau usap beningmu dengan ujung jilbab. Tapi bulir pengganti beningmu, tetap menyeruak di sudut matamu. Tetiba kau alihkan. Pandangmu ke halaman parkir. Di depan aula.

"Besok Ayah dan Mamak datang! Nik..."
Akh! Aku jadi tahu sebab tangismu. Kalimatmu terhenti. Kau menatapku. Mencari sesuatu. Aku tersenyum. Kubiarkan kau maknai senyum itu.

Aku berdiri. Kau terkejut. Kuajukan tangan, sambil anggukkan kepala. Perlahan, kau sambut tanganku. Berdiri di hadapku. Kuacak kepalamu.

"Pulang, yuk!"

"Hah?"

"Mas mau ngopi!"

Kuraih lenganmu. Mengajak pergi. Terbata, kau ikuti langkahku. Kembali lalui jalan setapak. Di belakang kolam renang kampus.

"Mas.."

"Apa?"

"Maafkan Nunik, ya?"

"Tentang?"

"Nik belum..."

"Gak usah bahas!"

"Nik takut! Jika nanti..."

Kuhentikan langkah. Kau terhenti. Berdiri di depanku. Matamu ingin tahu.

"Mas Tahu!"

Kuusap pelan kepalamu. Kembali lanjutkan langkah. Aku tahu. Kau ingin keluargamu ada, saat wisudamu. Aku juga tahu. Inginmu, aku hadir saat itu. Pun resahmu pagi itu. Kau tak dapat wujudkan dua inginmu. Menjadi satu keinginan.

"Mas datang untuk Nunik!"

zaldychan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun