Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Nyai Rumi

18 September 2019   20:25 Diperbarui: 19 September 2019   05:05 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Hingga tandas isi gelas dan bersisa ampas kopi. Tak lagi ada cerita tentang Nyai Rumi. Pun tak kudengar alasan meminta maaf. Pagi itupun hanya di dominasi suara Yai Jati.

Tugasku, mendengar, anggukkan kepala dan habiskan kopi. Aku harus segera beranjak pergi dari dangau itu. Meninggalkan Yai Jati yang kembali sendiri.

**

"Bang! Maafkan aku, ya?"

Nyai Rumi, sesaat menatapku. Namun segera alihkan pandangan ke aspal hitam di bawah roda depan motorku. Aku masih memegang kantong kresek hitam berisi gula dan kopi titipan. Mataku menatap Nyai Rumi. Sepuluh hari, tak kulihat wajah itu. Wajah yang memeluk pilu.

"Untuk apa?"

Nyai Rumi gelengkan kepala. Bergegas ayunkan langkah menjauh. Dan, segera memasuki rumah. Akupun berlalu, dengan aneka pertayaan dan rasa ingin tahu yang bergentayangan di kepalaku.

**

"Aku mau menikah!"

"Hebat!"

"Dengan Rumi!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun