Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Nyai Rumi

18 September 2019   20:25 Diperbarui: 19 September 2019   05:05 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duluan aja! Aku mau tinggal sebentar!"

"Tapi, dua Bapak polisi ini mau..."

"Tenang saja. Aku takkan lari! Pulang kemana?"

"Rumah Yai Jati!"

"Tunggu aku di sana!"

Tak lagi menunggu. Aku bergerak menuju kuburan Yai Jati. Duduk bersimpuh, mengeja doa yang aku ingat dan aku bisa. Sekaligus mengenang Yai Jati

**

"Maafkan aku, ya?"

Aku terkejut! Tanpa sebab, Yai Jati ucapkan kata maaf, saat ajukan segelas kopi hangat ke hadapku. Sejak menikah. Pagi itu, pertama kali aku bertemu. Saat Nyai Rumi memintaku mengantarkan gula dan kopi.

Seperti Yai Jati, yang tak kalah terkejut ketika melihat kedatanganku tadi. Hingga memaksa aku untuk singgah dan duduk berdua di dangau.

Sambil menunggu habiskan sajian segelas kopi. Aku menjadi pendengar. Yai Jati bercerita tentang kebun cabe yang terserang hama, hingga pucuk tangkai cabe yang menjadi keriting. Juga tentang aneka kabar baru yang didengar Yai Jati dari radio yang menemani kesendiriannya di dangau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun