"Maafkan Nunik, ya?"
"Eh?"
"Mas mau ujian. Tapi Nunik malah..."
"Apa?"
"Malam tadi, Nik gak bisa tidur!"
"Kenapa?"
"Nik mengerti. Mas ingin bertemu Ayah dan Mamak. Tapi..."
"Gak usah dibahas!"
Kumatikan rokokku. Kuusap pelan kepalamu, sambil pegangi buku milikmu. Aku tersenyum. Aku jadi tahu. Kau terbeban. Sejak dulu, kau tahu, aku tak ingin sembunyi. Dan aku tak mau memulai dari salah.
"Nik masih ingat? Mas dulu pernah berjanji mencari Nunik? Butuh empat tahun. Itu pahit! tak terganti! Tapi Mas percaya. Jika garis-Nya. Mas akan temukan Nunik! Dan Mas tak mau lagi ada..."
"Sudah! Tak usah..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!