Â
Media Sosial Menjadi Kunci Utama Kemenangan Prawobo-Gibran DiKalangan Gen Z
Pemilu sudah berlalu dan telah terlaksana dengan baik, sangat layak untuk ditelurusi keberhasilan antara paslon presiden dalam meraih sejumlah suara dimasyarakat. Pemilihan Umum menjadi sarana demokrasi guna mewujudkan sistem pemerintahan kenegaraan yang berkedaulatan rakyat. Kepemerintahan, ini terbentuk berasal dari dukungan dan suara rakyat.
Dalam konteks politik, media sosial memungkinkan partisipasi politik dan menjadi wadah baru dalam berkomunikasi, membangun interaksi, dan menyebarkan informasi kepada publik.
Melihat dari hasil pemilihan presiden, seperti dilansir dalam web KPU, calon presiden Prabowo-gibran dengan meraih dengan perolehan suara sebanyak 75,377,249 (58.83 %) Sedangkan Paslon Anis - Muhaimin dengan perolehan suara 31, 382,572 (24.49 %), Paslon Ganjar - Mahfud dengan perolehan suara 21,375,317 (16.68 %). Dengan jumlah suara yang sudah masuk sebanyak 77.95 %, terhitung hari Jumat jam 18.30 , tanggal 01 Maret 2024.
Hasil sementara, yang belum pasti jumlah akhir selanjutnya. Namun, Paslon Prabowo-gibran menjadi yang tertinggi suara dari pada dua rivalnya dengan selisih sangat jauh. Ini menjadikan peluang besar bagi Paslon prabowo-gibran menjadi pemenang dalam pilpres tahun ini.
Dibalik keberhasilan Prabowo Gibran, ada peran yang sangat penting, Â bertindak sebagai sebuah jembatan yang berhasil menghubungkan Pemerintah dan Masyarakat. Selain, mempromosikan kebijakan visi-misi pemerintah, tetapi juga bertanggung jawab untuk menyampaikan pandangan publik kepada para pembuat kebijakan, itulah sang Komunikator Politik.
Menjadi seorang komunikator politik, pesan yang disampaikan harus tersentuhnya jiwa-jiwa mereka. Yang paling terpenting dalam menyampaikan sebuah informasi harus jelas, memiliki data diri dari komunikan agar mudah atau terkesan akrab dengan komunikan, dan memilih media yang tepat dalam penyampaian pesan.
Prabowo subianto, sosok tokoh sekaligus politikus memiliki kredibilitas yang tinggi sehingga hal tersebut cukup membantu beliau menjadi sebagai komunikator politik. Namun tak hanya itu saja, melainkan sebagai komunikator politik harus memiliki strategi politik, kampanye politik, gaya Bahasa dalam berpolitik, serta memainkan media dengan baik dan tepat dalam proses penyampain pesan-pesan politik
Melansir dari Kompas.co.id, Pengamat politik dari Uin Syaarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan ketua umum Partai gerindra Prabowo subianto dalam masa kampanye melakukan transisi politik terkait sikapnya yang lebih terbuka. Seperti yang kita ketahui, prabowo dengan latar belakang seorang militer, sehingga masyarakat  khususnya kalangan gen Z menganggap sulit untuk didekati, disentuh maupun diajak untuk berkomunikasi.
Belakangan ini, prabowo sangat mudah untuk didekati menjadi orang ramah dan nyaman ketika berada didekat kelompok media dan membuat konten. Apa yang sedang dilakukan prabowo merupakan salah satu upaya untuk menyikapi sikap Generasi Z dan pemilih baru untuk meraih suara.
Dizaman era digital sekarang, memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi lebih mudah dan sangat luas cangkupannya. Dengan, hadirnya medsos seperti tik-tok, Facebook, Instagram, Youtube dlll. Ini menjadi suatu wadah untuk menarik perhatian simpatisan, sehingga menjadikan para penontonya tertarik dengan paslon tertentu.
Dalam media sosial setidaknya ada 4 aspek yang terpenting ; Komunikasi, branding, Tempat usaha, Marketing. Point yang ke 4 menjadi dasar utama yang untuk dapat mempromosikan visi-maupun misi. Dengan, melakukan berbagai macam marketing maka dengan mudahnya terkenal dan menjadi perbincangan dimanapun dan kapanpun.
Menurut Direktur Utama Survei and Polling indonesia (SPIN) Igor Dirgantara mengatakan, generasi milenial dan Gen Z merupakan penyumbang terbesar dalam Pilpres 2024, sebanyak 55 %. Maka langkah yang dilakukan prabowo-gibran dengan cara memanfaatkan media sosial sebagai sarana politik adalah pilihan yang tepat. Media sosial sangat banyak diminati seluruh penduduk inodesia termasuk di kalangan Gen Z.
Menurut web Databoks, indonesia menempati urutan ke sembilan diseluruh dunia dalam memakai media sosial. Secara rata-rata, penduduk indonesia tercatat menggunakan medsos selama 191 menit ( 3 jam 11 Menit ) perharinya.
Dengan ketertarikan tersendiri, para kalangan Gen Z pun mulai ramai-ramai menciptakan tren dimendos dengan Hastag #AllinPrabowo atau mengupload Vidio diberbagai media, ternyata tagar dan vidio  tersebut menjadi viral, sehingga banyak warganet khusunya anak muda mulai mengikuti hal demiikian. Dengan mengupload Vidio, Khususnya di Tik-tok akan menjadi FYP dan mudah dijangkau oleh klalayak ramai.
Dampak Viralnya Hal sedemikian, menjadikan citra Prabowo-gibran lebih dekat ke hati anak muda, yang sebelumnya Prabowo dan gibran memiliki citra yang kurang baik dalam pandangan masyarakat indonesia. Tetapi, dengan memaksimalkan media sosial yang sedemikian rupa akan menumbuhkan citra yang baik dikalangan masyarakat khususnya anak muda.
Pasca pencoblosan dan pengumutan suara, Â menurut survie dari Exit Poll litbang kompas separuh responden anak muda memilih Prabowo-Gibran mayoritas adalah Gen Z (< 26 Tahun), dengan survie; Anis - Muhaimin (16,7 %), Prabowo-Gibran (65,9), Ganjar-Mahfud ( 9.6%), rahasia sebanyak (7.8 %), survie ini pada tangga 14 Februari 2024.
Melihat hasil survie diatas, kampanye yang dilakukan  oleh prabowo-gibran dengan menggunakan media sosial sangat efiktif untuk menarik perhatian kalangan Gen Z maupun pemilih pemula. Tanpa menghabisakan banyak uang. Terlebih dengan adanya internet tak memberi jarak kepada siapapun dan dimanapun, semuanya bisa diakses dimana saja.
Oleh karena itu, Keunggulan Jumlah suara dari pasangan Prabowo-gibran dikalangan Gen Z adalah dengan kehadiran media sosial, menjadi penyebar informasi yang mudah diketahui dan diakses oleh khalayak ramai. Berkampanye, dengan media sosial menajdi faktor utama dalam memengaruhi Kalangan Gen Z dalam pemilihan presiden.
Penulis Muhammad Shiddiq merupakan Mahasiswa Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Uin-Araniry Banda Aceh
