PilKada atau PilSARA
PilKada atau PilSARA ?
Ambisi saling mendukung,
Tapi yang ada saling menelikung
Katanya sosialisasi visi dan misi,
Tapi muncul pula aksi dan demonstrasi
Katanya demokrasi, tapi yang ada intimidasi
Menyuruh dengarkan ceramah,
tapi yang terdengar aneka fitnahÂ
Menyuruh dengarkan khutbah,
Tapi topiknya membuat gerah
Katanya merujuk tafsir,
Tapi marak kampanyekan kafir
Katanya ibadah,
tapi mudah melontar fitnah
Katanya puji kitab suci,
tapi gemar tebar benci
Katanya puji kitab suci,
tapi juga mudah mencaci
Katanya memuja Tuhan,
Tapi kelakuan keterlaluan  Â
 Â
PilKada atau PilSARA ?
Politisasi ayat sampai ‘politisasi mayat’
Politisasi rumah ibadah sampai sumpah serapah
Parade fitnah sampai ‘saling lempar keranda jenazah’
Umbar janji manis sampai pembiaran isyu etnis
Tudingan kafir sampai cibiran usir
Tudingan penistaan sampai saling unjuk keyakinan
Saling tegor sampai saling teror
Saling mengecam dan mengancam
Kalau Pilkada menggunakan SARA
Tak ada guna pemungutan suara
Kalau kompetisi menebar benci dan caci
Tidak usah kau bicara toleransi
Kalau berlaga menggunakan SARA
Sama saja menuai huru-hara bagi negara
Kalau sudah begini,
Bukan saja yang menang jadi arang
Melainkan membuat banyak orang berang
Bukan saja yang kalah menjadi abu
Melainkan menuai masalah saling beradu
Kalah bermartabat lebih baik dari pada menang dengan cara curang
Saling evaluasi lebih baik dari pada pura-pura basa-basi
Gembira meraih sang juara dengan ksatria, lebih baik dari pada
Pesta pora bergembira di atas hamparan SARA
Oleh,
Zaenal Ridwan,
Bogor, 11 Mei 2017