Mohon tunggu...
yuni elfida
yuni elfida Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka masak, nulis, baca buku, traveling, pekerja sosial, pemerhati politik,masalah psikologi, pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

24 Desember 2023   06:39 Diperbarui: 24 Desember 2023   06:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu...
Tak pandai ku merangkai kata
Lidahku kelu
Ntuk tunjukkan dirimu
Perjuangan ntuk hadir diriku
Bosan dengan bermacam ramuan
Muntah tanpa bisa ditahan
Terbayar sudah dengan keluarnya diriku bersama fajar
Fajar harapan anak Sholehah yg pintar,bermanfaat seperti terbitnya mentari
Ibu....
Episode demi episode kehidupan tlah kau lalui
Tumbuhku dalam penderitaan
Terkungkung dalam lingkaran kekurangan
Bukan karena malas tapi karena terkuras keadaan
Sistem ...keluarga
Yang besar membantu orang tua utk pendidikan yg dibawah
Bekerja siang malam
Hasil tiada ditangan
Ibu....
Kau pandangi dua permatamu
Pilu...akankah bisa utk memberi ruang terbaik ilmu
Gejolak jiwa
Berontak...berlari menjauh dari keadaan
Dua kota disinggah
Perjalanan dimulai
Susah payah membangun keadaan
Cita tak pernah lupa
Merantau ntuk menyekolahkan
Pantang ntuk surut kebelakang
Sekali layar terkembang
Fajar menyingsing sirat kan harapan
Berbilang tahun dan bulan
Kelelahanmu terbayar sudah
Sarjana ditangan
Episode merantau usai
Pulang karena dipaksa keadaan
Kembali...
Tugas awal dilaksanakan
Tapi...
Tuhan tidak pernah tidur...
Bakti mu semoga berbuah surga
Moga Allah menjaga keduanya dalam rahmatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun