"Dion," panggil Khalisa hampir tak terdengar.
    "Ada apa?" Dion segera menyahut.
    "Kamu menyadarkanku akan tipe cinta yang kujalani. Kelemahanmu itu menjadi daya tarikmu yang mampu mengikatku untuk selalu bersamamu dan menjagamu," Khalisa mengaku juga pada akhirnya.
Sesaat Dion mencoba tersenyum lalu dengan serius ia berkata "Kamu jangan membuang waktumu dan menyia-nyiakan hidupmu untuk mencintai lelaki seperti aku. Apa yang akan kamu dapatkan nanti cuma kecewa dan sakit hati."
    "Lalu aku harus bagaimana?"
    "Kamu mestinya mencari laki-laki kaya tapi  yang galak," sarannya kemudian dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan. Khalisa masih kesulitan membedakan kapan Dion serius dan kapan bercanda.
    "Kenapa begitu?"
    "Dia akan bisa mengarahkan kamu karena kekuasaannya. Uang dan usia yang lebih tua memberinya otoritas untuk mengaturmu."
    "Tapi aku tidak suka diatur laki-laki," bantahnya sengit.
    "Padahal itu baik untukmu. Karena itu selain kaya laki-laki itu juga harus galak supaya kamu tidak berani membantahnya."
    "Hubungan seperti itu akan menyiksaku," ujar Khalisa tanpa minat.