Mohon tunggu...
Dr Yundri Akhyar
Dr Yundri Akhyar Mohon Tunggu... Dosen - menulis, menulis dan menulis

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknologi Jadi Ulama

27 Desember 2021   19:29 Diperbarui: 27 Desember 2021   19:33 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karena saya mau ngundang guru saya, maka siapkan ini makanan semua uangnya dari sini dan kamu jangan pakai piring, jangan pakai napan, jangan pakai kompor yang ada di rumah ini sudah banyak subhat, nanti Maulana Yakub tidak mau makan bahkan kayu untuk memasak pun jangan dicampur dengan uang syubhat, beli khusus pakai uang hasil kerja saya yang halal dan setelah disiapkan semua, akhirnya santri itu datang mengundang Maulana Yakub untuk  makan di rumahnya. 

Maulana Yakub ini tahu santrinya ini polisi ia khawatir ada makanan yang diragukan, ia mengatakan ke santrinya itu,  kenapa sih capet-capek mengundang saya, tidak usahlah. Muridnya menjawab, tidak syekh, ini sudah saya siapkan makanannya yang betul-betul halal bukan dari pendapatan yang tidak halal. Akhirnya Maulana Yakub menghargai undangan santrinya, iya lah. Kapan? Kata Maulana, besok kata santrinya. Keesokan harinya datanglah Maulana Yakub, makanan pun disiapkan. 

Namun ketika makanan dimasukkan oleh Maulana Yakub ke mulutnya, makanan itu hanya berputar-putar saja dimulutnya itu tidak bisa masuk. Akhirnya dibuang diletakkannya di bawah sutrah. Beliau berkata, saya sudah memenuhi undanganmu, tetapi saya tidak tahu kenapa makanan ini tidak bisa masuk ke perut saya, maaf ya ini bukan mau saya memang saya tidak tahu, saya minta maaf ya. Sudah ya saya pamit untuk pulang.

Setelah Maualana Yakub pulang, polisi itu memanggil istrinya, ia berkata, kenapa ya Maulana Yakub tidak masuk makanan yang kita hidangkan ke perutnya, hanya berputar-putar di mulutnya, itu berarti ada makanan haram. Padahal semua yang kita masak baik wadah bahkan kayunya sudah kita istimewakan. Insya Allah halal seratus persen tetapi kenapa tidak bisa masuk ke perut guru saya. Ini pasti ada masalah.

 Istrinya mengatakan, demi Allah sudah saya lakukan dan carikan yang sebaik-baiknya sesuai dengan arahan. Lalu suaminya bertanya, siapa yang kamu suruh membeli daging? Istrinya menjawab, yang membeli daging pembantu kita. Suaminya berkata, mungkin di sini masalahnya. Suaminya bertama ke pembantu, kamu yang beli daging untuk jamuan Maulana Yakub kemaren? Benar, jawab pembantu. Coba ceritakan bagaimana proses kamu membeli daging tersebut, pinta polisi.

Lalu sipembantu menceritakan apa adanya. Begini Pak, awalnya saya membeli daging dengan uang dari ibu, yang uang khusus itu tetapi setelah saya membeli daging, daging itu jatuh di selokan, karena dagingnya jatuh saya ambil tetapi sudah kotor. Saya membeli lagi dari uang yang biasa dari Bapak. Ooo inilah sebabnya, sahut polisi itu. Dia terbayang bahwa uang yang biasa darinya adalah uang yang tidak jelas. Banyak dari hasil sikut kanan kiri.

Cerita di atas hanyalah contoh. Haram itu bukan hanya pada polisi. Petani yang mencuri kayu juga haram, takmir masjid yang mengambil uang dari kotak infaq untuk pribadi juga haram, penggungjawab yatim piatu yang berlebihan mengambil upah mengurus yatim piatu juga haram. Jadi profesi apa saja, jika dijalani tetapi tidak mengikuti ketentuan yang ditetapkan agama bisa jatuh pada yang haram, maka mesti berhat-hati agar tidak memakan makanan yang diharamkan baik haram secara maknawi maupun haram secara zat, agar kita dan keturunan kita bersih, mau tenang dalam menuntut ilmu agama dan taat kepada Allah SWT.

Pekanbaru, 27 Desember 2021

Pimpinan Pesantren Al-Kifayah Riau

Dr. Yundri Akhyar, M.A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun