Mohon tunggu...
Yuli H.
Yuli H. Mohon Tunggu... Guru - Puisi adalah Isyarat Hati

Dengan puisi kita berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merana Sendiri

28 September 2020   13:21 Diperbarui: 28 September 2020   13:30 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu ku tak lagi bisa menutup rapat
Papannya jadi santapan rayap
Bertelur beranak pinak
Membuat koloni pertahanan diri

Aku hanya bisa mengeluh
Tak berdaya melawan mahluk seukuran debu
Yang menggerogoti tiap bagian tiang penyangga
makin hari kian leluasa bergerak merajalela

Kusen jendela tak jauh beda
Engselnya sudah patah
Tak bisa tutup buka
Hingga mengundang minat laba-laba

Sampai kapan aku begini
Semenjak tuanku pergi
Tuanku yang baru tak mau peduli
Dibiarkan aku merana sendiri

Salam
Yuli H. // 28 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun