Mohon tunggu...
Yuli DarmawatiD
Yuli DarmawatiD Mohon Tunggu... Psikolog - Psiklog

Berusaha untuk tetap melangkah dengan langkah kaki yang kecil tanpa berfikir untuk berhenti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pejuang Restu Ibu, Kalau Aku Pasti "Yes", Lalu Bagaimana dengan Ibu?

26 Juli 2021   07:40 Diperbarui: 26 Juli 2021   07:49 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Restu Ibu. Sumber: Inilah.com

Dalam kasus diatas, F sedang berusaha untuk membuka diri dan berusaha untuk mengekpresikan emosinya terkait perasaan cintan terhadap seorang wanita. Perasaan yang dimiliki tentu perlu dipertimbangkan karena emosi yang dimiliki seseorang tentunya berarti dan memiliki makna yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam menyikapi situasi tersebut pun butuh kehati-hatian tidak melukai perasaannya dan mengurangi kemaknannya dalam fungsi keluarga. 

Perlu keterbukaan setiap anggota keluarga dalam mengungkapkan kesan maupun penilaian terhadap objek yang diamati. 

Selain itu juga perlu menjunjung rasa saling menghormati dan menghargai setiap keputusan dan pilihan dari orang lain terutama dalam pemilihan kata-kata dalam memberikan opini. 

Banyak sekali masalah yang timbul berkaitan dengan pemilihan pasangan sehingga saat seseorang memutuskan berada dalam kondisi pencarian, menjelang maupun setelah pernikahan, maka akan mulai menemukan beberapa kondisi yang rumit dan komplek. salah satu teori psikologi, Harlock (1999) mengemukakan bahwa orang akan merasa puas dan bahagia apabila pengalaman-pengalaman yang menyenangkan lebih banyak daripada pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. 

Tahap pemilihan pasangan tidaklah semudah yang dipikirkan, butuh persetujuan, kecocokan dan kenyamanan dari setiap anggota keluarga yang ada disamping kecocokan antar pasangan itu sendiri. 

Suatu keputusan sulit didapatkan bila pihak yang paling dianggap penting dalam keluarga tidak memberikan rekomendasi ataupun solusi atas pemikiran, keyakinan ataupun penilaian yang miliki. 

Kendati pernikahan itu adalah penyatuan dua orang dimana terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun kenyataan di masyarakat kita itu saja tidaklah cukup tanpa adanya restu dari keluarga terutama dari ibu.

Peran seorang ibu tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia dapat mengayomi, mendidik, dan mengajarkan berbagai hal kepada anak-anaknya. Bahkan, ibu juga bisa menjadi seseorang yang menjembatani komunikasi keluarga, misalnya komunikasi antara ayah dan anaknya. 

Meski tidak jarang juga fenomena kasus yang kita temui di masyarakat adanya ketidakcocokan ibu dengan pasangan anaknya.  

Jika hal tersebut terjadi maka akan muncul ketegangan yang tentunya akan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar.

 Lalu bagaimana jika kita dihadapkan pada keinginan pribadi dalam memilih calon pasangan dengan tuntutan dari keluarga terutama sang ibu, berikut hal yang dapat dilakukan ;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun