Ketika cinta membutakan mata
Menutupi nurani yang ada
Tergoda rayuan penuh tipu daya
Dari iseng menjadi mara bahaya
Lalu pikiran dibelokkan arahnya
Menjadi bukan siapa dirinya
Tak menahu diperalat sepenuhnya
Kegelapan menutupi akal sehatnya
Lalu segalanya binasa, tercerai berai semuanya
Membela segenap daya melebihi pasangannya
Memihak pada yang lebih maut rayuannya.
Tumbang akar prinsipnya
Kakinya yang semula kuat mengarah berbeda
Ke kiri atau ke kanan tak senada
Begitu juga pikiran bersihnya
Lalu kecewa dengan topeng manusia yang ditemuinya
Dia limbung kehabisan segalanya
Kegilaan menyertai hidupnya
Aku ini siapa? Bertanya- tanya
Segalanya sudah porak poranda karna keisengannya
Lalu dorongan tertawa dan menangis sendiri menggema
Bicara dan mengumpat tanpa makna
Meracau dan membenci dirinya
Lalu rumah sakit jiwa tempat ia digelandang kesana