Dari museum kami segera menuju ke cafe. Di luar rupanya ada acara perkemahan dari sebuah komunitas anak-anak. Ya, De Karanganjar Koffieplantage ini memang bisa menjadi destinasi wisata edukasi, karena di sini kita juga bisa belajar budidaya dan pengolahan kopi.
Kembali ke cafe, ternyata pesanan kami sudah siap. Berbagai macam makanan sudah menunggu demikian juga minuman hangat.Â
Kami langsung makan. Hawa yang dingin membuat lapar kian terasa, dan membuat kami makan dengan lahap.
Satu hal yang menarik, peracik makanan bahkan yang menyajikan makanan di sini adalah orang bule.
Oh ya, kami sempat berkenalan dengan Benita, salah seorang bule asal Jerman yang sedang mengisi liburan di Indonesia dengan menjadi volunteer.
Untungnya leader kami, Ibu Arie adalah guru Bahasa Inggris, sehingga pembicaraan kami dan Benita terasa demikian hangat.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah lima, cafe sudah tidak menerima  pesanan makanan dan minuman, karena pukul lima cafe sudah ditutup.