"Ayo kita duduk dulu, pesan makanan, lalu silakan jalan- jalan," kata leader kami.
Setelah pesanan beres kamipun berjalan- jalan di sekitar cafe. Hanya bertiga, saya, Kimi anggota terkecil dari rombongan kami dan Mbak Ayu seorang penulis novel sejarah.
Saya dan Mbak Ayu sama-sama  mempunyai ketertarikan dengan hal-hal yang berbau sejarah. Ini adalah kunjungan kedua Mbak Ayu ke Karanganjar, karenanya banyak dokumentasi  di artikel ini  saya dapatkan darinya saat kunjungan pertama di mana  cuaca sangat cerah.
Dari informasi yang ada De Karanganjar Koffieplantage ini berdiri sejak tahun 1874 dan termasuk salah satu perkebunan kopi tertua di Indonesia.
Pada era Kolonial Belanda, Â Blitar yang berada dekat gunung Kelud dijadikan salah satu daerah pusat pengembangan kopi di Jawa Timur. Saat itu banyak perkebunan kopi dibuka dan salah satunya adalah De Karanganjar.Â
De Karanganjar Koffieplantage didirikan oleh H. J. Velsink dan Hendrik Van Vredenberg kemudian dikelola oleh perusahaan Belanda NV. Kultuur Mij Karanganjar. Pada tahun 1957 perkebunan ini dinasionalisasi oleh  Sukarno, presiden pertama RI.
Dari cafe kami terus berjalan memasuki Roemah Lodji. Lodji berasal dari kata lodge yang artinya benteng. Tentu saja bangunannya bukan berupa benteng, mungkin lodge di sini merujuk pada bangunan yang besar.
De Karanganjar Koffieplantage didirikan oleh H. J. Velsink dan Hendrik Van Vredenberg kemudian dikelola oleh perusahaan Belanda NV. Kultuur Mij Karanganjar dan dinasionalisasi pada tahun 1957