Waktu terus bergulir.Â
Mama langsung setuju ketika aku memperkenalkan Mas Dandy laki-laki pilihan hatiku. Mas Dandy yang baik,taat beragama pula. Â Aku ingat, mama tampak begitu bahagia melihat aku bersanding dengan laki-laki pilihan hatiku di pelaminan. Â Senyum selalu mengembang di wajah mama yang cantik.
Di hari-hari berikutnya aku tinggal di Jogja bersama Mas Dandy, sementara mama tetap  tinggal di Malang .Meski jarak kami berjauhan,  kami selalu mengirim pesan atau video call . Mama adalah wanita yang penuh cinta. Mengobrol dengan mama selalu terasa hangat dan menyenangkan.
Namun semua itu langsung berubah ketika tiba-tiba suatu hari mama menceritakan tentang Om Tono temannya.
"Nduk, Â Om Tono ini baik sekali, Â kelihatannya serius sama mama, apa pendapatmu? " tanya mama saat itu.
Ah,  mamaku , setelah sepuluh tahun ditinggal papa akhirnya terbuka juga hatinya untuk kehadiran laki- laki lain.  Mama demikian cantik.  Ada darah indo dari nenek yang mengalir dalam dirinya.  Tidak heran jika banyak lak- laki yang mencoba mendekatinya.  Namun semua pendekatan itu selalu ditolak  dengan alasan ingin konsentrasi membesarkan kami, anak-anaknya.
Ada rasa penasaran dalam hatiku  ketika mama bercerita tentang Om Tono.  Aku benar-benar ingin tahu laki-laki  seperti apa yang berhasil meluluhkan hati mamaku.Â
"Ajak ke Jogja, Â Ma, Â aku kepingin kenal, " kataku manis. Harusnya aku yang ke Malang, tapi Bobby baru sembuh dari sakit.
"Iya Cantik, Â insya Allah minggu depan ya.. Â Sama nenek juga.., " jawab mama senang.
Sama nenek? Â Berarti pihak keluarga sudah tahu. Â Aku merasa mama tidak main-main kali ini.Â
Sore itu aku menunggu kedatangan mama dengan Mas Dandy di serambi depan. Â Sebuah mobil berhenti di depan rumah. Â Mama turun diikuti nenek dan seorang laki-laki berperawakan tinggi agak kurus. Â Aku langsung bisa menebak. Â Pasti dia Om Tono.