Kanada dan Australia, telah menyuarakan keprihatinan tentang partisipasi Putin dalam KTT dan mengisyaratkan mereka tidak akan hadir jika Putin ada di sana.
Gedung Putih mencatat bahwa langkah Jakarta untuk mengundang Ukraina sebuah langkah yang bagus, namun pesimis bahwa Moskow akan mengambil jalan keluar diplomatik dari perang menjelang KTT G-20.
"Kami tentu belum tahu rencana Rusia untuk berpartisipasi dalam pembicaraan diplomatik secara konstruktif," kata Psaki jurubicara Gedung Putih.
"Harapan kami tentu saja itu akan berubah, karena jelas pembicaraan dan percakapan diplomatik adalah cara untuk mengakhiri konflik ini, dan Presiden Putin dapat mengakhiri ini besok, atau dapat (mengakhiri) sekarang."
Indonesia berada dalam posisi yang sulit harus memutuskan apakah bersedia menukar kehadiran Putin dengan ketidakhadiran beberapa pemimpin Barat.
"... solusi yang tepat untuk Indonesia adalah, mereka mengundang Zelensky dan kemudian Presiden Rusia  Putin memutuskan untuk tidak datang," kata Amerika.
Dilema bagi Indonesia, dimana kunjungan ke Zelensky dan Putin ke G20 Â di Bali sebenarnya tidak cukup .
Suksesnya  G20 Indonesia tergantung  kunjungan anggota G20 secara lengkap yaitu Amerika Serikat dan sekutunya anggota G20 juga Rusia.
Tampaknya Biden dalam G20
ingin membahas dampak ekonomi internasional dari invasi Rusia dan kemungkinan rekonstruksi Ukraina tanpa Rusia.
Gagasan yang bertentangan kemungkinan akan menciptakan keretakan  di forum ekonomi G20 di Bali.
 India, Brasil, Afrika Selatan, Meksiko, Arab Saudi dan lain-lain, telah memusatkan agenda mereka sendiri di sekitar pemulihan pasca-pandemi, yang tidak sejalan dengan fokus Barat  untuk mengisolasi Putin dan membantu Ukraina.