Mohon tunggu...
Sri Wahyuni Masudah
Sri Wahyuni Masudah Mohon Tunggu... Guru - An English Teacher

Menjadi guru bukan berarti tau segalanya dan selalu benar. Guru juga manusia pembelajar yang harus selalu upgrade dan mengikuti perkembangan jaman. Long life education!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Episode 2 :Sepenggal Kisah Putih Abu-abu

29 Mei 2020   19:15 Diperbarui: 29 Mei 2020   21:18 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Jujur aku masih belum bisa menerima perlakuan Toni terhadap.Ary. 

Sebelum acara dimulai semua pengisi acara dibriefing oleh panitia dan jadwal tampil sudah ditempel di ruang transit. Aku lebih banyak diam dan menunduk menghindari bertatapan dengan Ary. Aku tak sanggup menatap mata sayunya yang seolah ingin menyampaikan bahwa dia tak bermaksud menghindariku. Saat briefing selesai aku tetap tak beranjak keluar dari ruang musik. 

Kali ini aku benar-benar tidak bersemangat. Kubuka novel baru yang belum selesai aku baca berharap bisa mengalihkan kegalauanku.
Sepasang kaki bersepatu boot hitam berdiri didepanku yang tengah asyik membaca novel sambil duduk lesehan di lantai. Merasa terganggu aku mendongak sedikit mencari tahu siapa pemilik sepasang kaki itu. Rupanya Ary....aku sengaja tak mengacuhkannya dan melanjutkan fokusku ke novel lagi. Tiba2 Ary jongkok di depanku.


“Kamu gk siap-siap? Kelompokmu tampil.di urutan ke 2.” Suara itu seketika menetralkan kegalauanku.


Aku cuma mengangguk, membereskan novelku dan berdiri meninggalkan Ary yang masih jongkok di tempatnya. Tak lama nama kelompokku dipanggil untuk mempersiapkan diri. Rupanya teman- teman bingung mencari cari aku dimana. Dengan tersenyum seolah tak berdosa sudah membuat mereka bingung aku langsung menemui teman-temanku di belakang panggung.


“Kemana saja kamu Yud, dicari-cari sampai semua bingung. Aku kira kamu disembunyiin Kunti.” Edo langsung meninju lenganku. Aku meringis saja sambil mengangkat jari telunjuk dan tengah mengisyaratkan tanda “peace” supaya mereka gk banyak tanya.


#bersambung lagi ya....yang ngetik mau mandi dulu...hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun