Jujur aku masih belum bisa menerima perlakuan Toni terhadap.Ary.
Sebelum acara dimulai semua pengisi acara dibriefing oleh panitia dan jadwal tampil sudah ditempel di ruang transit. Aku lebih banyak diam dan menunduk menghindari bertatapan dengan Ary. Aku tak sanggup menatap mata sayunya yang seolah ingin menyampaikan bahwa dia tak bermaksud menghindariku. Saat briefing selesai aku tetap tak beranjak keluar dari ruang musik.
Kali ini aku benar-benar tidak bersemangat. Kubuka novel baru yang belum selesai aku baca berharap bisa mengalihkan kegalauanku.
Sepasang kaki bersepatu boot hitam berdiri didepanku yang tengah asyik membaca novel sambil duduk lesehan di lantai. Merasa terganggu aku mendongak sedikit mencari tahu siapa pemilik sepasang kaki itu. Rupanya Ary....aku sengaja tak mengacuhkannya dan melanjutkan fokusku ke novel lagi. Tiba2 Ary jongkok di depanku.
“Kamu gk siap-siap? Kelompokmu tampil.di urutan ke 2.” Suara itu seketika menetralkan kegalauanku.
Aku cuma mengangguk, membereskan novelku dan berdiri meninggalkan Ary yang masih jongkok di tempatnya. Tak lama nama kelompokku dipanggil untuk mempersiapkan diri. Rupanya teman- teman bingung mencari cari aku dimana. Dengan tersenyum seolah tak berdosa sudah membuat mereka bingung aku langsung menemui teman-temanku di belakang panggung.
“Kemana saja kamu Yud, dicari-cari sampai semua bingung. Aku kira kamu disembunyiin Kunti.” Edo langsung meninju lenganku. Aku meringis saja sambil mengangkat jari telunjuk dan tengah mengisyaratkan tanda “peace” supaya mereka gk banyak tanya.
#bersambung lagi ya....yang ngetik mau mandi dulu...hehehe