Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Give a mom a break and she will conquer the world!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Senja Tiba

5 November 2021   13:38 Diperbarui: 5 November 2021   13:52 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dreamstime.com

Hania yang mengalami obesitas ketika balita karena setiap kali rewel, babysitter yang menjaganya menggelontornya dengan susu berkalori tinggi untuk membuatnya diam. Berganti beberapa kali babysitter, masalah tak juga mereda.

"Kalau tidak cepat ditangani, ini akan berpengaruh buruk pada kesehatan Hania, Bu. Larinya bisa ke pernafasan, ke jantung, ke perkembangan motoriknya, belum lagi resiko terkena diabetes." Begitu kata dokter waktu itu. Obesitas pada balita bukanlah hal yang sepele.

Rasa bersalah bertalu-talu memenuhi hati dan pikiranku, saat itu juga aku memutuskan resign  dengan semua konsekuensinya. Menjual mobil  dan membatalkan semua rencana liburan ke luar negeri.

Kami menata ulang hidup kami. Suamiku sama sekali tidak keberatan, bahkan kulihat ada rona lega dan bahagia di wajahnya. Cukuplah kini kami berwisata keluar kota saja atau sekedar berjalan-jalan menikmati sisa-sisa pematang sawah di pinggir kota.

Sejak itu, aku dan Hania tidak terpisahkan.

Aku ada di setiap fase hidupnya. Hari pertamanya masuk sekolah dan belajar mengayuh pedal sepeda. Ketika ia pertama kali jatuh cinta lalu menangis dalam pelukanku karena hatinya patah. Aku tak pernah melewatkan recital balet dan pianonya. Tak pernah jeda mendengarkan cerita-ceritanya.

Lalu, suatu hari ia datang dengan wajah bimbang, memegang ujung rok seragam abu-abunya.

"Mama, aku mendapatkan beasiswa!"

Hatiku tumpah oleh rasa bangga. Ia bahkan belum menyelesaikan SMA-nya.

Dimalam ia akan berangkat, kami menghabiskan waktu berdua di kamarnya.

"Mama, jangan lupa rutin minum vitamin ya?" Ucapnya dengan nada khawatir sembari memelukku erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun