Mohon tunggu...
Boas Sababang
Boas Sababang Mohon Tunggu... Universitas Sanatadharma

Boas Sababang adalah seorang mahasiswa berprestasi dari Universitas Sanata Dharma yang memiliki minat dan bakat mendalam dalam dunia literasi. Dengan latar belakang akademis yang kuat, Boas mendedikasikan dirinya untuk menggali dan merangkai kata, mengubah ide menjadi tulisan yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu menggerakkan hati pembaca. Sebagai calon penulis yang ambisius, ia percaya bahwa setiap cerita, sekecil apa pun, layak untuk dibagikan. Melalui tulisannya, Boas berharap dapat membuka perspektif baru, menginspirasi perubahan positif, dan mengajak publik untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

simulasi sidang bpupki

15 September 2025   11:25 Diperbarui: 15 September 2025   11:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam simulasi ini beberapa tokoh telah memberikan gagasan negara dimana salah satu gagasan berdasarkan cerminan ketuhanan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

 Sidang BPUPKI: Fondasi Indonesia Merdeka

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada 29 April 1945. Tugas utamanya adalah mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI mengadakan dua kali sidang resmi, yaitu sidang pertama pada 29 Mei - 1 Juni 1945 dan sidang kedua pada 10 - 17 Juli 1945.

Sidang pertama BPUPKI menjadi panggung bagi para tokoh pendiri bangsa untuk menyampaikan gagasan-gagasan fundamental mengenai dasar negara Indonesia merdeka. Tiga tokoh utama yang gagasannya menjadi sorotan dan cikal bakal lahirnya Pancasila adalah Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

1. Gagasan Mohammad Yamin (29 Mei 1945)

Mohammad Yamin adalah tokoh pertama yang menyampaikan pidato mengenai dasar negara. Gagasan yang ia ajukan dinamakan "Lima Asas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia." Meskipun pidato ini disampaikan secara lisan dan kemudian ia tuangkan dalam naskah tertulis, gagasan-gagasannya menjadi bahan perdebatan yang penting. Secara lisan, Yamin menyampaikan lima asas:

  •  Peri Kebangsaan
  •  Peri Kemanusiaan
  •  Peri Ketuhanan
  •  Peri Kerakyatan
  •  Kesejahteraan Rakyat

Dalam versi tertulis yang ia sampaikan, rumusan tersebut sedikit berbeda dan lebih sistematis, yaitu:

 * Ketuhanan Yang Maha Esa

 * Kebangsaan Persatuan Indonesia

 * Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

 * Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

 * Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2. Gagasan Soepomo (31 Mei 1945)

Dua hari setelah Yamin, giliran Soepomo, seorang ahli hukum yang juga merupakan salah satu tokoh pergerakan nasional, menyampaikan pidatonya. Soepomo mengemukakan gagasan mengenai "Dasar Negara Indonesia Merdeka" yang berlandaskan pada teori integralistik. Menurutnya, negara haruslah bersatu dengan rakyatnya, mengatasi segala golongan, dan mengintegrasikan seluruh lapisan masyarakat. Soepomo mengajukan lima dasar:

 * Persatuan

 * Kekeluargaan

 * Keseimbangan Lahir dan Batin

 * Musyawarah

 * Keadilan Sosial

Gagasan Soepomo sangat dipengaruhi oleh pandangan negara totaliter dan negara integralistik yang berkembang pada masanya, namun ia menekankan bahwa Indonesia harus menjadi negara yang melampaui kepentingan individu dan kelompok, serta mengutamakan keutuhan bangsa.

3. Gagasan Soekarno (1 Juni 1945)

Puncak dari sidang pertama BPUPKI adalah pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Pidatonya yang berjudul "Lahirnya Pancasila" menjadi momen bersejarah. Soekarno menyajikan gagasan dasar negara yang ia sebut sebagai Philosofische Grondslag atau "fondasi filosofis" bagi negara Indonesia. Ia merumuskan lima dasar yang kemudian ia beri nama Pancasila, yang terdiri dari:

 * Kebangsaan Indonesia

 * Internasionalisme atau Perikemanusiaan

 * Mufakat atau Demokrasi

 * Kesejahteraan Sosial

 * Ketuhanan Yang Berkebudayaan

Soekarno juga menawarkan tiga alternatif lain, yaitu Trisila (Sosio-nasionalisme, Sosio-demokrasi, dan Ketuhanan) dan Ekasila (Gotong Royong). Nama Pancasila sendiri diusulkan oleh seorang teman ahli bahasa Soekarno. Pidato Soekarno ini sangat diterima dan menjadi titik temu dari berbagai gagasan yang telah disampaikan sebelumnya.

Penjelasan Penting tentang Sidang BPUPKI dan Gagasan-Gagasannya

 * Proses Intelektual dan Dialog: Sidang BPUPKI bukanlah sebuah proses yang tiba-tiba, melainkan hasil dari dialog intelektual dan perdebatan yang mendalam antara para tokoh. Setiap gagasan yang disampaikan mencerminkan pemikiran filosofis, ideologi, dan cita-cita kebangsaan masing-masing tokoh.

 * Titik Temu Beragam Ideologi: Gagasan-gagasan dari Yamin, Soepomo, dan Soekarno menunjukkan adanya tarik-menarik antara berbagai ideologi, mulai dari nasionalisme, Islamisme, hingga sosialisme. Pancasila kemudian berhasil menjadi sintesis yang dapat merangkul semua perbedaan tersebut.

 * Pentingnya Pidato Soekarno: Meskipun gagasan Yamin dan Soepomo sangat penting, pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 dianggap sebagai puncak dan penutup perdebatan dasar negara. Istilah "Pancasila" yang ia ajukan berhasil menjadi identitas yang melekat pada lima sila tersebut. Tanggal 1 Juni kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.

 * Peran Panitia Sembilan: Setelah sidang pertama, dibentuklah Panitia Sembilan untuk merumuskan kembali gagasan-gagasan tersebut menjadi satu rumusan final. Panitia ini menghasilkan "Piagam Jakarta" pada 22 Juni 1945, yang menjadi cikal bakal pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Piagam Jakarta memuat rumusan Pancasila yang lebih rinci, termasuk frasa "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Frasa ini kemudian dihapus menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" pada 18 Agustus 1945 untuk menjaga persatuan bangsa, terutama dari aspirasi kelompok Indonesia bagian timur.

Secara keseluruhan, sidang BPUPKI adalah momen krusial dalam sejarah Indonesia di mana fondasi negara diletakkan melalui dialog, musyawarah, dan kompromi. Gagasan-gagasan yang disampaikan oleh para tokoh pendiri bangsa menjadi landasan filosofis yang kokoh bagi berdirin

ya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun