Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saatnya Jujur Soal Timnas Indonesia

20 Mei 2022   12:03 Diperbarui: 20 Mei 2022   12:06 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ricuh di laga Indonesia vs Thailand (Bolasport.com)

Ada pujian saat tampil bagus, tapi seharusnya jangan lupa memberi kritik konstruktif jika bermain jelek. Jadi, ada keseimbangan, dan itu bisa memberikan dampak positif ke depan.

Kecuali, jika mereka memang ditugasi melanggengkan kebobrokan yang sudah ada.

Di sisi lain, keseimbangan ini juga bisa mengedukasi masyarakat soal nasionalisme, supaya tidak jadi nasionalisme banal dan halu massal, seperti yang selama ini kita lihat.

Bukannya tidak nasionalis, tapi nasionalisme itu seharusnya sesuatu yang bersifat sadar, bukan banal, apalagi halu.

Lagipula, "rasa cinta" semacam ini bukan hanya soal pujian di saat menang atau kalah, tapi juga soal keberanian untuk jujur, termasuk berpandangan realistis, sesuai realitas.

Dengan kondisi sepak bola nasional yang masih begini-begini saja, sikap realistis perlu mulai dikedepankan. Timnas Indonesia memang biasa dibebani ekspektasi tinggi publik, tapi mereka belum cukup kapabel untuk diharapkan.

Ibarat laptop, spek Timnas Indonesia saat ini masih belum cukup kuat untuk dipakai bekerja berat atau main game dengan spek besar. Kalau dipaksakan, mungkin masih bisa sedikit, tapi setelah itu pasti langsung rusak parah, karena babak belur.

Tanpa keseimbangan ini, hubungan yang sudah ada hanya akan terus jadi "cinta bertepuk sebelah tangan", karena di saat publik serius, PSSI selaku induk sepak bola nasional justru masih saja main-main, dan hanya bisa membonceng rasa cinta ini, tanpa benar-benar melakukan sesuatu yang serius untuknya.

Anggaran untuk cabor sepak bola memang besar, bahkan konon paling besar, tapi tidak pernah dikelola dengan baik. Hasilnya? Ya begitulah.

Kalau begini terus, sampai gajah bisa bertelur sekalipun, situasinya akan tetap sama. Pelatih sekaliber Juergen Klopp, Carlo Ancelotti atau Pep Guardiola pun pasti akan terlihat seperti pelatih kelas tarkam, jika menjadi pelatih Tim Garuda.

Jangan kaget juga, kalau suatu saat nanti tim seperti Kamboja bisa mengalahkan Timnas Indonesia. Sebagai gambaran saja, dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola Kamboja sedang mulai berbenah, dengan menggandeng JFA (PSSI-nya Jepang) dan J-League, untuk memajukan sepak bola nasional mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun