Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lupakan Ketegangan Pemilu, Saatnya Kedepankan Indonesia Satu

30 Maret 2024   22:18 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - jalandamai.org

Tak dipungkiri, pemilu 2024 yang lalu telah melahirkan dinamika yang cukup tinggi. Sebelum pelaksanaan pemilihan presiden pun, polemik yang terjadi diantara elit politik dan para pendukungnya sudah cukup tinggi. Apalagi ketika menjelang pemilihan, semakin masif terjadi. Bahkan setelah pemilihan presiden, dinamika juga masih belum sepenuhnya hilang. Karena saat ini hasil pemilu telah digugat oleh pasangan calon yang lain di Mahkamah Konstitusi.

Terbukti atau tidak dugaan kecurangan dalam pemilu kemarin, masih perlu waktu untuk dibuktikan. Namun jika nanti sudah terbukti, benar atau tidak, apapun hasilnya, lebih baik kita legowo untuk menerimanya. Tidak akan ada habisnya jika terus mempersoalkan. Meski berat, mari kita semua berusaha untuk menerima, agar Indonesia bisa fokus untuk mengedepankan skala prioritas yang lebih penting.

Ingat, tantangan Indonesia kedepan tidaklah mudah. Apalagi janji-janji politik sudah terlanjur diucapkan. Bagaimana menjaga agar janji politik bisa diwujudkan, tapi kita semua masih tetap bisa melewati tantangan yang tidak mudah tersebut. Semuanya itu harus kita lewati bersama. Tak peduli itu pendukung 01, 02, atau 03, akan berhadapan pada kondisi yang susah. Akan berhadapan pada kondisi perekonomian yang masih belum menentu. Dan ingat, segala persoalan yang akan kita hadapi kelak, menjadi tugas kita sendiri sebagai kepala keluarga. Tidak bisa sepenuhnya menggantungkan pada presiden terpilih.

Karena itulah mari kita sudahi segala pertengkaran dan permusuhan yang ada. Di bulan Ramadan ini, mari kita jadikan momentum untuk melakukan introspeksi. Ingat, segala bentuk bibit kebencian dan permusuhan dalam diri, tidak ada manfaatnya. Bibit negatif tersebut justru akan menjauhkan dari segala bentuk keberkahan. Karena bibit kebencian justru akan mendekatkan diri pada segala bentuk tindakan yang tidak terpuji.

Sekali lagi, mari kita lakukan segala bentuk rekonsiliasi. Dalam tradisi budaya kita, saling meminta maaf dan memberikan maaf merupakan hal yang lumrah. Karena itulah, mari kita saling melakukan hal tersebut, untuk Indonesia yang lebih baik. Keragaman yang terjadi di Indonesia harus dimaknai sebagai sebuah anugerah, bukan sumber persoalan yang terus dipertentangkan.

Ketegangan politik harus segera diakhiri. Mari kembali menjaga kebersamaan dan persatuan. Sinergi antar sesama harus segera dibenahi, agar tidak tercerai berai. Ingat, kita semua pada dasarnya adalah saling bersaudara. Antar sesama tidak boleh saling benci dan menjauhkan diri. Seorang muslim yang mempunyai hubungan saudara, tidak boleh saling menjauhi lebih dari tiga hari. Jika bertemu hendaklah saling memberikan salam. Dan yang lebih utama adalah yang lebih dulu memberikan salah. Sudahkah kita melakukan hal tersebut?

Ingat, tidak ada kawan yang abadi dalam politik. Para pendukung harus bisa melihat segala sesuatunya secara obyektif. Mari kedepankan harmoni dalam keberagaman, demi tatanan yang lebih baik. Para elit politik juga demikian. Tinggalkan segala bentuk perselisihan masa lalu. Mari tatap masa depan, dengan tetap mengedepankan kemanusiaan, saling menghargai, fokus pada Solusi dan tetap mengedepankan perdamaian. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun