Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dari Rasa Menjadi Kata

4 Juni 2021   01:43 Diperbarui: 4 Juni 2021   11:25 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Freepik.com)

Bicara soal proses kreatif menulis dan "ritual" nya, setiap orang pasti punya gaya dan proses masing-masing. Tak ada yang benar-benar sama persis, karena keunikan masing-masing.

Saya sendiri juga punya kebiasaan alias ritual, untuk mengolah rasa dan data menjadi rangkaian kata yang (semoga) bisa langsung dipahami pembaca dalam sekali baca.

Cara klasik paling awal adalah membaca. Bukan hanya membaca buku, tapi juga membaca media lain, mulai dari berita sampai fenomena, misalnya kejadian yang sedang viral di media sosial.

Masalahnya, ide kadang datang dengan seenaknya. Bisa tiba-tiba datang saat sedang tidur, kadang datang saat mendengarkan musik, bahkan sampai yang paling absurd: ide datang saat sedang sakit perut.

Berangkat dari situ, saya memilih untuk tidak hanya membatasi sumber ide hanya dari satu medium saja. Jadi, jarang ada rasa bosan atau buntu karena kehabisan ide. Kalaupun ada jeda, itu adalah untuk mengisi baterai alias menyegarkan pikiran.

Meski begitu, selama hampir dua tahun terakhir, saya masih berada dalam fase membangun ulang konsistensi dalam menulis. Penyebabnya, frekuensi menulis saya sempat berkurang drastis karena rutinitas kerja yang cukup menguras tenaga.

Fase ini membuat saya berusaha menemukan kembali sentuhan yang hilang itu, dengan tetap berpegang pada orisinalitas persepsi dan validitas info referensi tulisan, kecuali jika tulisan itu adalah tulisan bergenre fiksi.

Jadi, saat pandemi mengajak saya kembali rutin menulis, ada dua "ritual" yang membantu. Pertama, tidur sebelum mulai menulis, dan minum secangkir kopi, juga sebelum menulis.

Tidur biasanya menjadi satu kesempatan untuk mengisi baterai sambil menata rangkaian kerangka berpikir yang sudah dirasakan dalam kepala, ke dalam bentuk tulisan. Jika semua sudah tertata, tinggal ditulis, beres.

Tanpa tidur sebelum menulis, menulis masih bisa dilakukan. Masalahnya, saat tulisan sudah selesai, rasa mengantuk yang hebat akan datang.

Tubuh akan minta istirahat, karena energi terkuras. Memang, menulis membutuhkan energi yang setara dengan berjalan kaki jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun