Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Beringin Soekarno Tumbang dan Pesan untuk Pemilu 2024

9 Januari 2023   12:38 Diperbarui: 9 Januari 2023   12:52 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pohon Beringin Soekarno di Atambua (foto: Dion DB Putera)

Presiden RI pertama Ir. Soekarno pada tahun 1960 mengadakan lawatan ke Pulau Timor, tepatnya di Belu. Saat itu Bung Karno menginap semalam di Kota Atambua. Menurut kisah, Presiden Soekarno datang ke Kota Atambua melalui Pelabuhan Atapupu dengan menumpang Pesawat Amfibi Catalina. 

Pada waktu itu, Soekarno disambut oleh lautan manusia. Beliau disambut secara adat budaya Belu dengan bentangan kain tenunan adat Belu sepanjang  garis pantai hingga ke mobil yang membawanya ke Atambua. Namun sebagai Tokoh Proklamator Kemerdekaan RI yang menghargai kebudayaan Belu, beliau memilih tidak berjalan di atas bentangan kain adat itu.

Setelah tiba di Atambua, tepatnya di Lapangan yang seharusnya diberi nama "Lapangan Umum Soekarno" itu, beliau berpidato. Cerita orang-orang tua yang masih hidup saat ini mengatakan pidato Soekarno sangat memukau. Udara panas kala itu tidak digubris masyarakat karena hendak mendengarkan pidato Soekarno. 

"Memang beliau seorang Orator ulung!"

Usai berpidato, Presiden Ir. Soekarno didaulat untuk menanam pohon beringin itu sebagai pohon kenangan sebagaimana biasanya ketika kunjungan Presiden atau tokoh-tokoh tertentu selalu ditandai dengan penanaman pohon atau serupa itu. Waktu itu Belu dipimpin oleh A.A. Bere Talo sebagai Bupati pertama kabupaten Belu. Setelah menanam anakan pohon beringin itu, Soekarno berpesan agar beringin itu dijaga agar menjadi lambang perlindungan bagi seluruh masyarakat Belu.

***

Ilustrasi Beringin Soekarno tumbang (Kompas.com)
Ilustrasi Beringin Soekarno tumbang (Kompas.com)

Kini pohon beringin yang bersejarah itu telah tumbang pada penghujung tahun 2022 tepatnya pada Jumat, 30 Desember 2022. Apakah dengan tumbangnya beringin Soekarno itu ada pesan-pesan di balik peristiwa itu? 

Sebagai pohon yang bersejarah, apalagi karena ditanam oleh Soekarno, tentu ada sejumlah pesan yang bisa ditarik dan berguna bukan hanya bagi masyarakat Belu tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya menghadapi Pemilu 2024.

Menurut saya, tumbangnya "Beringin Soekarno"  itu sekaligus membawa sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) pesan atau issue penting untuk diwaspadai, antara lain:

1.  Issue Politik

Ini tidak main-main. Dari Belu di perbatasan dengan Timor Leste untuk Indonesia.  Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Tokoh Soekarno tidak bisa dilepaskan dari Demokrasi Indonesia. 

Terlebih lagi Soekarno tidak bisa dipisahkan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP itu. Lantas apakah tumbangnya "Beringin Soekarno" di Belu itu berimbas bagi Partai pimpinan Puteri pertama Presiden Soekarno itu?

Tumbangnya "Beringin Soekarno" di kabupaten Belu  itu memberi pelajaran yang sangat bermakna bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwasanya untuk menjaga marwah politik bangsa agar tidak ditumbangkan oleh angin sakal demokrasi Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun