Mohon tunggu...
Yohanes Manhitu
Yohanes Manhitu Mohon Tunggu... Penulis - Murid abadi: penulis dan penerjemah

Saya adalah seorang penulis dan penerjemah dari Timor Barat (NTT) yang berdomisili di Yogyakarta. Bidang yang saya geluti adalah bahasa, sastra, sejarah, dan sosial budaya. Saya menulis dalam bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi (Timor-Leste), Melayu Kupang, Inggris, Prancis, Spanyol, Portugis, dan Esperanto. Silakan kunjungi blog khusus untuk karya tulis saya di http://ymanhitu-works.blogspot.com dan blog serba-serbi multibahasa saya di http://ymanhitu.blogspot.com. Salam,

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Andai Kupunya Sejuta Lidah

23 September 2020   02:52 Diperbarui: 23 September 2020   02:55 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.missfilatelista.com 

Tak ingin kuteladani kodok yang cinta tempurung.

Tak jua ingin kuterus kecup bumi bersama sepatu.

Dengan sejuta lidahku, kuingin jadi sahabat jagat.

Kurindu menghibur alam semesta dengan syair.

Kusadar, kupunya hanya satu lidah yang kelu

'tuk terus lontarkan sejuta mantra melompong, 

'tuk panjatkan litani indah bagi penghuni firdaus.

Kuharap lidahku selincah gerak bocah enggan tidur.

Mungkin tak perlu kupunya sejuta lidah yang gemulai

karena kutakut dihujam sejuta bilah belati sang maut.

Biar kupunya hanya satu lidah agar tak absen kuurus

dan agar tak banyak rasa asing yang mesti kukecap.

Baciro, Yogyakarta, 17 Desember 2003

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun