Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu dalam Sejuta

9 April 2024   14:57 Diperbarui: 9 April 2024   15:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. 

Mereka membuat jantung sintetis untuk si pasien dan telah mengoperasinya pada saat Dr. Gugun menyadari rekannya, Dr. Benu, salah membaca hasil scan.

"Saya tidak salah membacanya," bantah Dr. Benu. "Saya membaca laporannya. Saya selalu melakukan. Semuanya ada di sana."

"Seharusnya dia sehat-sehat saja. Apakah Anda sudah melihat hasil scan-nya?"

Dr. Benu mencibir.

"Benar sudah membaca laporannya?"

"Mengapa saya harus membacanya? Laporan yang dibuat Artificial Intelligence tidak pernah salah."

Pasien tersebut meninggal. Laser yang dioperasikan komputer tidak sejajar empat puluh dua mikrometer. Ternyata kesalahan ini terjadi di program sistem utama, yang menyebabkan penguncian keamanan. Seluruh rumah sakit di karantina.

Ternyata para dokter tidak tahu cara membaca hasil scan.

Atau cara membuka pintu yang terkunci otomatis secara manual.

Cikarang, 9 April 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun