Di sinilah pada akhirnya Aldo melepaskan sarung tangannya, kemudian ia hanya mengarahkan bangku itu dengan tangannya kemudian mengempaskannya ke wajah temannya tersebut.
Di saat sarung tangannya terbuka, terlihat ada cahaya biru yang menyala di kedua tangan Aldo.
Dua orang kakinya sudah dibuat cedera, satu orang dibuat berdarah karena terkena lemparan kursi, satu orang lagi tiba-tiba diangkat oleh Aldo tanpa menggunakan sentuhan kemudian dilempar ke arah tumpukkan meja dan kursi di kantin.
Melihat teman-temannya banyak yang berjatuhan, satu orang yang meludah makanan Aldo mencoba untuk kabur dan saat terlihat sudah naik satu lantai, tiba-tiba Aldo menariknya turun dari atas langsung ke bawah dengan mengarahkan kepala rekannya itu lebih dulu.
Saat kepalanya nyaris menyentuh tanah, Aldo kemudian menahannya, lalu menyeretnya dan membawa di hadapannya.
BACA JUGA: Cerpen: Satu Kebaikan, Mendatangkan Kebaikan Lainnya
BACA JUGA:Â Russel, Tinggalkan Orangtua demi Ayam Goreng
"Gue kasih tahu sekarang sama lu dan temen-temen lu biar jangan pernah macam-macam lagi sama gue atau siapapun! Lu berlima bisa aja gue bunuh sekarang, tapi gue sadar kekuatan gue ini bukan buat ngebunuh, tapi cocok buat kasih pelajaran kayak lu sama geng lu!" bentak Aldo.
"Gue selama ini diam bukan berarti gue bisa dibully terus-terusan, apalagi lu udah kelewat batas, gue harap ini jadi yang terakhir kalo lu masih sayang sama nyawa lu! Ngerti lu?!" gertak Aldo sambil mengempaskannya ke tanah dengan kencang.
Dengan demikian, berarti terjawab sudah pesan dari kedua orangtua Aldo yang mengatakan jika Aldo membalas maka kekuatannya tidak sebanding dengan rekannya.
Cerita ini hanyalah sebuah fiksi yang pastinya tidak akan ada di dunia nyata. Namun melalui cerita ini ada sebuah pesan yang bisa diambil.