Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diam Itu Emas? Tak Selalu Bro!

7 September 2021   16:40 Diperbarui: 7 September 2021   16:42 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emas (Foto: bankrate).

Sebelum pergi ke sekolah, Aldo mencoba untuk menenangkan diri dan bertekad agar apapun yang ia alami nanti bisa dilewati dengan baik, tanpa harus menimbulkan keributan.

Ya, bisa dibilang Aldo memang kerap menjadi korban bully dari teman-teman sekolahnya. Selama ini, ia hanya bisa diam dan tidak menceritakan kepada kedua orangtuanya atas masalah yang ditimpanya.

Kedua orangtuanya hanya berpesan, jika ada masalah atau dibully, Aldo harus melapor ke guru atau ke mereka dan jangan memberikan balasan.

Alasannya adalah karena balasan yang bakal diberikan Aldo diyakini tidak sebanding dengan kekuatan teman-temannya.

BACA JUGA: Alasan Saat Stres Banyak Orang yang Tidak Takut Mati

BACA JUGA: Bayaran yang Pantas

Tampaknya, pernyataan itu menjadi motivasi dan kekuatan bagi Aldo agar bisa percaya diri untuk tidak memberikan perlawanan.

Sembari menapakkan kakinya keluar rumah dan berjalan menuju sekolah, Aldo terus mencuci otaknya agar bisa menahan diri untuk tidak melakukan perlawanan.

Belum juga sampai setengah perjalanan, tiba-tiba Aldo dikejutkan dengan adanya siraman air dari botol yang dilempar oleh dua orang temannya yang kebetulan melewatinya dengan membawa motor.

"Selamat pagi hai anak aneh! Nih gue kasih air biar adem dikit, panas-panas gini kok pake sarung tangan tebal?" kata salah satu temannya yang diboncengi sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun