"Maksud lu apa buang air kencing lu ke makanan ibu gue?" Tanya Aldo dengan tatapan tajam.
"Oh lu bisa ngomong juga? Gitu dong, ya gue bantu aja biar enak makanannya. Mana tau ibu lu salah kasih makan apa sampe lu aneh gini kan," jawab temannya tersebut.
"Lu boleh ganggu gue atau kata-katain gue, tapi jangan pernah katain ibu gue!" gertak Aldo sambil memukul meja.
"Kenapa do? Ngerasa jago? Lu Cuma sendiri di sini dan kita ada lima orang, mending gak usah banyak lagak daripada ada yang berdarah!" jawab temannya yang meludah makanan Aldo.
"Oya? Bener juga, mungkin bakal ada yang berdarah di sini, pilihannya yang berdarah itu lu berdua atau lu berlima, atau lu mau manggil temen-temen lu yang lain?!" gertak Aldo lagi.
BACA JUGA: Cerpen: Tak Mudah Katakan, Jangan Lihat dari Fisik
BACA JUGA:Â Cerpen: Pura-pura Bodoh demi Terlihat Pintar
Merasa ditantang, dua orang kawanan yang membully Aldo mencoba untuk melayangkan tendangan yang diarahkan ke kepala Aldo.
Namun, belum juga kakinya mendarat di kepala Aldo, tiba-tiba keduanya sudah meringis kesakitan dan terpental jauh saat Aldo hanya mengangkat satu tangannya.
Melihat kejadian itu, seluruh temannya yang merasa kaget, juga semua murid-murid di sekolah tempat Aldo belajar.
Sayangnya, kawanan lainnya yang membully Aldo belum jera, salah satu di antara mereka kemudian mengambil kursi dan melemparkannya ke arah Aldo.