* Respon positif datang dari kelompok yang menilai perombakan memang diperlukan. Mereka berharap wajah baru di kabinet mampu mempercepat realisasi program strategis sekaligus mengatasi ketidakpuasan publik.
* Kritik tajam muncul dari kalangan yang menilai reshuffle terlalu sering, sehingga menimbulkan kesan kabinet tidak solid. Ada pula kekhawatiran bahwa perubahan hanya bersifat kosmetik tanpa membawa dampak nyata terhadap kesejahteraan rakyat.
Tantangan Setelah Reshuffle
Pergantian nama tentu saja bukan akhir dari persoalan. Ada sejumlah tantangan besar yang menunggu kabinet baru:
1. Menunjukkan Hasil Nyata -- Publik menunggu bukti konkret dari kebijakan yang dijalankan, bukan hanya pergantian pejabat.
2. Menjaga Stabilitas -- Pergantian yang terlalu sering bisa mengganggu kesinambungan program, sehingga kabinet perlu menunjukkan konsistensi.
3. Meningkatkan Kepercayaan Publik -- Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk menjawab keraguan masyarakat.
4. Meredam Ketidakpuasan -- Gelombang protes harus diantisipasi dengan kebijakan responsif agar tidak berkembang menjadi krisis kepercayaan.
Reshuffle Kabinet Merah Putih menjadi gambaran jelas bahwa dinamika politik dan pemerintahan di Indonesia bergerak sangat cepat. Langkah Presiden Prabowo dalam mengganti sejumlah menteri sekaligus membentuk kementerian baru bisa dibaca sebagai strategi untuk memperkuat kendali pemerintahan sekaligus merespons tekanan publik.
Namun, publik kini menunggu bukti. Apakah perombakan ini sekadar pergantian kursi atau benar-benar mampu membawa perubahan substansial? Jawabannya akan terlihat dari kinerja para menteri baru dalam waktu dekat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI