Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lukisan Perempuan di UKS Sekolah 2

13 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 13 Oktober 2020   07:55 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panas siang mendadak dingin, aroma kemenyan merebak dari ruang tengah, membentuk bayang tiga dimensi.

Ia menampakkan wajah tersenyum, memintaku untuk tahlilan. 

Yasin kubaca, ia menangis. Air mataku pun menetes. 

Akhirnya, ia menghilang  pulang.

Lenyap.

***** 


Kematian adalah kepastian.

Kematian adalah perjalanan.

Kematian adalah awal kehidupan.

Ayu, hari sudah senja, mengapa rindu menjadi harap? 

Seakan ia adalah separuh jiwa dan aku bahagia mengingatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun