Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenangan Ibadah di Malam Natal di Bawah Ancaman Pembakaran Gereja

21 Mei 2022   00:26 Diperbarui: 21 Mei 2022   20:08 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kami percaya, perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara, alias roh jahat dan bukan manusia.

---------------------

Tanpa terasa, Ibadah berjalan dengan baik, dan sampailah kami ke bagian Doa Syafaat (doa yang isinya mendoakan semua hal dan semua orang, termasuk negara, bangsa dan pemimpin negara).

---------------------

Semua dengan khusyuk menutup mata dan ikut mengamini doa yang disampaikan Pendoa kepada Allah Sang Maha Kasih, Maha Pencipta dan Maha Penyayang bagi semua orang.

---------------------


Saat kami sedang berdoa, entah kenapa saya bisa merasa ada yang masuk ke ruangan, walaupun tidak terdengar suara pintu dibuka. Feeling saya mengatakan "ada yang masuk."

Saya lalu membuka mata saya pelan-pelan, dengan kepala tetap menunduk dalam posisi berdoa, tanpa menggerakkan kepala, melalui sudut mata saya, saya melirik ke kiri, ke arah pintu masuk.

Ternyata benar.

Ada seorang laki-laki yang tidak pernah terlihat ada di gereja ini, berbadan tegap dan berjaket hitam, sedang berdiri dekat pintu. Mata laki-laki ini terlihat merah. Ia tersenyum tidak ramah, sambil melihat ke sekeliling, ke arah kami yang sedang berdoa, tapi dia tidak melihat ke saya.

Saya agak terkejut, tapi tidak takut. Lalu saya kembali menutup mata saya, sambil berpikir, kalau memang ini saatnya Tuhan memanggil kami, ya biarlah. Toh kami meninggal di gereja, dan kami percaya ketika kita beriman pada Tuhan, kita pasti masuk surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun