Aku yang mungkinÂ
Dalam pikiran mu
Dalam imajinasi mu
Dalam bait hati mu
Dalam semu prosa jiwa mu
Aku,Â
Berbaris-baris rindu
Hanya kail benang kusut
Untuk kau senyumi
Hingga rapuh nisan mu
Tanpa peluh sesal
Jejakkan kabut di atas lautan
Dan aku hanyalah hantu
Yang engkau pernah rindu
Syair muslihat hati
Biarkan kepala ku dipalu hantu mu
Untuk benam benang imajinasi ku
Aku merindukan dusta mu
Helai-helai kejam puisi
Berbaris keringat airmata kuÂ
Keringkan soar lurus benak
Kekasih ku
Jiwa genggam awal semu suci subuh
Saat roh yang mati bersetubuh
Aku mengenang tapak hati kita
Aku terdayu mendayu didayu
Hati ini,
Dilena mantera warna terang gempita
Yang menjepit benak nyata ku
Mengapit ilusi rasa rindu ini
Terbentang takdir siang
Biarkan langit ambil semua ingatan ku
Biarkan rasa sakit menjadi roh siluman ku
Biarkan jiwa ku harus dikoyak
lalu digantung di tiang puisi kemerdekaan mu
Oh
Syair muslihat hati
Kau kubur dengan piala kemenangan
Menjadi rupa buruk potret pikiran mereka
Nyatanya aku telah ditindas
Dibalik jubah indah emas mu
Rela menyerah
Sedekah hati dan takdir ini
Untuk mu
Bila lapang pengampunan
Maka tersenyumlah mekar untuk ku
Duhai diri mu
Yang telah rantai pikiran ku
Yang telah penjarakan roh suci puisi ku
Aku menjadi takdir payung-payung pelangi mu
Benturkanlah ingatan ku
Benturkanlah kebenaran hati
Karena ini waktu
Malaikat mengembalikan imajinasi ku
Tuhan mengembalikan nama kecil ku
Aku dalam hantu mu
Dalam sisa tulang mu
Dan Tuhan menjelaskan kenyataan cinta
Dan Tuhan menjulurkan kebijakkan hati
Hanya panca indera jiwa
Memohon kelapangan
Untuk semua muslihat pikiran mu
Aku memohon pemusnahan tajan dendam
Dari molekul jiwa ku yang tersisa
Aku hanyalah payung-payung pelangi mu
Rasa sayat dendam cinta
Dari goresan sakit yang dia goreskan
Dan
Aku hanyalah payung cerah pelangi mu
Aku hanyalah samsak jalanan mu
Palsu kecup romansa mu
Aku
Hanyalah patung suciÂ
Bias piala hancur hati mu dan nya
Aku hanyalah pigura lapuk kayu
Potret cemerlang panggung hidup mu
Untuk bilah goresan sakit mu kepada nya
Untuk rasa puas samsak jalanan mu itu
Hanya itu aku ini bagi diri mu
Untuk semua tahun-tahun kita
Hanyalah altar megah palsu jiwa mu
Copyright (c) Yat, 25 Agustus 2021