Mohon tunggu...
Yat
Yat Mohon Tunggu... Sales - Puisi

Jalan-Jalan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Samsak

26 Agustus 2021   10:41 Diperbarui: 26 Agustus 2021   10:45 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku yang mungkin 

Dalam pikiran mu

Dalam imajinasi mu

Dalam bait hati mu

Dalam semu prosa jiwa mu

Aku, 

Berbaris-baris rindu

Hanya kail benang kusut

Untuk kau senyumi

Hingga rapuh nisan mu

Tanpa peluh sesal

Jejakkan kabut di atas lautan

Dan aku hanyalah hantu

Yang engkau pernah rindu

Syair muslihat hati

Biarkan kepala ku dipalu hantu mu

Untuk benam benang imajinasi ku

Aku merindukan dusta mu

Helai-helai kejam puisi

Berbaris keringat airmata ku 

Keringkan soar lurus benak

Kekasih ku

Jiwa genggam awal semu suci subuh

Saat roh yang mati bersetubuh

Aku mengenang tapak hati kita

Aku terdayu mendayu didayu

Hati ini,

Dilena mantera warna terang gempita

Yang menjepit benak nyata ku

Mengapit ilusi rasa rindu ini

Terbentang takdir siang

Biarkan langit ambil semua ingatan ku

Biarkan rasa sakit menjadi roh siluman ku

Biarkan jiwa ku harus dikoyak

lalu digantung di tiang puisi kemerdekaan mu

Oh

Syair muslihat hati

Kau kubur dengan piala kemenangan

Menjadi rupa buruk potret pikiran mereka

Nyatanya aku telah ditindas

Dibalik jubah indah emas mu

Rela menyerah

Sedekah hati dan takdir ini

Untuk mu

Bila lapang pengampunan

Maka tersenyumlah mekar untuk ku

Duhai diri mu

Yang telah rantai pikiran ku

Yang telah penjarakan roh suci puisi ku

Aku menjadi takdir payung-payung pelangi mu

Benturkanlah ingatan ku

Benturkanlah kebenaran hati

Karena ini waktu

Malaikat mengembalikan imajinasi ku

Tuhan mengembalikan nama kecil ku

Aku dalam hantu mu

Dalam sisa tulang mu

Dan Tuhan menjelaskan kenyataan cinta

Dan Tuhan menjulurkan kebijakkan hati

Hanya panca indera jiwa

Memohon kelapangan

Untuk semua muslihat pikiran mu

Aku memohon pemusnahan tajan dendam

Dari molekul jiwa ku yang tersisa

Aku hanyalah payung-payung pelangi mu

Rasa sayat dendam cinta

Dari goresan sakit yang dia goreskan

Dan

Aku hanyalah payung cerah pelangi mu

Aku hanyalah samsak jalanan mu

Palsu kecup romansa mu

Aku

Hanyalah patung suci 

Bias piala hancur hati mu dan nya

Aku hanyalah pigura lapuk kayu

Potret cemerlang panggung hidup mu

Untuk bilah goresan sakit mu kepada nya

Untuk rasa puas samsak jalanan mu itu

Hanya itu aku ini bagi diri mu

Untuk semua tahun-tahun kita

Hanyalah altar megah palsu jiwa mu

Copyright (c) Yat, 25 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun