Segmen 1: BPM in Crisis -- Apakah BPM Mulai Ketinggalan Zaman?
Jingle BPM Battle
Cak Lontong:
"Selamat datang kembali di BPM Battle -- The Great Process Debate! Setelah kita membahas bagaimana AI dan teknologi baru semakin masuk ke dunia BPM, sekarang kita masuk ke pertanyaan besar: Apakah BPM masih relevan di masa depan?
Atau jangan-jangan, BPM ini sudah ketinggalan zaman? Apakah kita masih butuh proses bisnis yang terstruktur, atau cukup pakai AI dan otomatisasi saja?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Wah, ini pertanyaan yang sangat menarik! Banyak yang berpikir BPM sudah tidak lagi fleksibel untuk bisnis modern yang serba cepat!"
Prof. Mathias Weske:
"Tapi di sisi lain, tanpa BPM, perusahaan bisa kehilangan arah dan sulit mengontrol operasionalnya!"
Cak Lontong:
"Nah, jadi apakah BPM sedang mengalami krisis? Mari kita bahas!"
Round 1: Apakah BPM Mulai Ketinggalan Zaman?
Cak Lontong:
"Oke, Profesor Hajo, benarkah BPM mulai ketinggalan zaman?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Ada beberapa alasan mengapa orang berpikir seperti itu:
BPM terlalu kaku -- Banyak bisnis sekarang lebih suka model yang lebih fleksibel dan berbasis agile.
Dokumentasi yang berlebihan -- Proses bisnis sering terlalu terdokumentasi sehingga sulit diubah dengan cepat.
Teknologi baru membuat BPM terasa lambat -- AI, RPA, dan blockchain memungkinkan otomatisasi tanpa perlu model proses yang rumit!"
Cak Lontong:
"Wah, jadi BPM ini seperti peta jalan yang bagus, tapi kalau jalannya tiba-tiba berubah, malah bikin bingung?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat sekali! Tapi bukan berarti BPM tidak bisa beradaptasi!"