Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Book

"The Death of Expertise": Ketika Semua Orang Lebih Pintar dari Ahlinya

16 Februari 2025   06:51 Diperbarui: 20 Februari 2025   21:48 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa bosan ngobrol dengan seseorang yang sotoy abis? Apapun topiknya---mulai dari kesehatan, politik, sains, sampai cara bikin telur mata sapi yang sempurna---dia selalu punya pendapat yang (menurutnya) paling benar. Nah, selamat datang di era "The Death of Expertise", sebuah kondisi di mana semua orang merasa lebih pintar dari ahlinya hanya karena pernah nonton satu video YouTube atau baca satu thread di Twitter.

Buku "The Death of Expertise" karya Tom Nichols adalah tamparan keras buat kita semua yang terlalu percaya diri dalam berpendapat tanpa dasar ilmu yang kuat. Nichols membahas bagaimana internet, media sosial, dan budaya anti-intelektualisme membuat orang semakin yakin bahwa mereka tahu segalanya---padahal, sebenarnya, mereka cuma salah informasi dengan percaya diri tingkat dewa.

Mari kita bahas isi buku ini dengan gaya santai, karena serius terus bisa bikin kepala cenat-cenut.

Ketika Semua Orang Merasa Ahli

Zaman dulu, kalau kita sakit, kita pergi ke dokter. Kalau mau tahu tentang sejarah, kita tanya guru. Sekarang? Cukup ketik "cara menyembuhkan sakit kepala" di Google, dan boom! Dalam hitungan detik, kita bisa berubah menjadi dokter dadakan yang lebih percaya pengobatan herbal dari Facebook dibanding nasihat dokter beneran.

Nichols menjelaskan bahwa ini bukan sekadar masalah ketidaktahuan biasa. Ini adalah masalah kepercayaan diri berlebihan. Orang tidak hanya tidak tahu, tetapi mereka juga tidak mau tahu bahwa mereka tidak tahu! Ini yang disebut dengan Efek Dunning-Kruger---fenomena di mana orang yang minim pengetahuan justru merasa lebih pintar dari yang seharusnya.

Salah satu penyebabnya? Internet. Dulu, informasi hanya tersedia bagi mereka yang mencarinya di tempat yang benar---buku, jurnal akademik, dan para ahli di bidangnya. Sekarang, semua orang bisa mencari informasi tanpa tahu apakah yang mereka baca itu benar atau sampah belaka.

Gerakan Anti-Vaksin

Banyak orang menolak vaksin COVID-19 dengan alasan mereka telah "melakukan riset sendiri". Riset ini sering kali hanya melibatkan menonton video di YouTube atau membaca artikel dari sumber yang tidak kredibel. Mereka merasa lebih tahu daripada ilmuwan yang telah menghabiskan bertahun-tahun meneliti vaksin. Akibatnya, banyak yang terinfeksi dan meninggal akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

Kenapa Ngobrol Zaman Sekarang Itu Capek?

Pernah nggak sih kamu debat sama seseorang di media sosial dan akhirnya malah frustrasi sendiri? Entah itu soal politik, vaksin, atau apakah bumi itu datar (serius, ini masih jadi perdebatan?), orang-orang lebih suka berargumen tanpa dasar yang jelas. Nichols menyebut ini sebagai era di mana setiap percakapan menjadi melelahkan.

Bayangkan, kamu ngobrol tentang perubahan iklim dan lawan bicaramu tiba-tiba berkata:

"Bro, suhu tuh naik-turun biasa. Gue baca di satu artikel Facebook kalau ini semua cuma hoax buat jualan panel surya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun