Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengurai Kerinduan dalam Sebait Doa

13 September 2020   21:05 Diperbarui: 13 September 2020   21:08 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam ini aku kembali datang padamu. Membawa seuntai rindu yang siap kuurai. Menjelma menjadi bilah-bilah kerinduan yang siap berhamburan. Memeluk sang kekasih penyebab candu.

Jangan pinta padaku tuk selalu menasbihkan sajak-sajak cinta indah lainnya. Karena namamu adalah tasbih kerinduan terindah yang pernah kulantunkan. Hingga puluhan purnama terlewati, sajak tentangmu tetap menjadi aksara nun damai tuk dikenang.

Rinai hujan perlahan mulai mereda. Meninggalkanku bersama jejak-jejak tanah yang basah. Juga bulir-bulir air yang perlahan jatuh dari dedaunan.
Memaksaku kembali menegakkan semangat yang hampir redup, di antara sesaknya menahan rindu tak bertemu.

Sesaat kutanya pada malam yang membisu. Apakah rindu memang seperih ini. Apakah rindu memang sesesak ini. Tak adakah obat selain temu untuk perihal rindu.

Oh ternyata sang malam mulai peduli padaku. Ada do'a yang menghantarkan rinduku padanya. Ada do'a yang harus selalu kurangkai untuknya. Ada do'a yang mengubah gelisah menjadi ketentraman dalam merindu. Juga ada do'a yang harus kuselipkan di setiap desahan nafas rinduku untuknya. Agar benang-benang kerinduan dapat kusulam menjadi sebilah kain yang menghangatkanku menemani malamku.

Salam rindu untu kamu....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun