Derit pintu yang kau buka malam itu begitu nyaring. Memaksaku kembali membuka secuil kisah dalam likunya hidupku. Mengantarkanku pada sebuah alur episode tak terlupakan. Menengok setiap sudut ruang yang meninggalkan kenangan. Menatap rentetan cerita tentang aku dan kamu.
Malam itu, berisik suara daun jatuh berhasil menyadarkanku akan sebuah kenyataan. Aku ditikam milyaran rindu tak terbendung. Mengucap lirih melafadzkan bait-bait cinta yang dahulu pernah ada. Menggumamkan satu kata di antara kita yang tak kau sadari tercipta, rindu.
Dan di malam itu juga, netraku kembali menatap sekilas bayanganmu dalam satu kedip mataku. Menjadi sebab helaan nafasku yang penuh sesak. Kutatap senyummu masih sama seperti dahulu. Tapi perihal rasa, aku mengaku kalah sebab bukan lagi aku arah tujuanmu, walaupun kita berada dalam satu lintasan yang sama.
Apakah mungkin jenuh sudah menjadi fase yang kau alami saat ini. Hingga lelah perlahan meyapa singgasana hatimu. Ataukah topik perbincangan kita sudah tak lagi menjadi bahasan yang asik untuk diperdebatkan. Ataukah hatimu telah terisi dengan rindu yang lain.
Salam rindu,