Pendidikan tidak berhenti di gerbang sekolah. Keluarga dan masyarakat memegang peran penting dalam menguatkan nilai dan praktik. Komunitas adat dengan kearifannya, organisasi lokal yang menangani isu-isu spesifik, serta media lokal bisa menjadi mitra pendidikan. Upaya kolaboratif ini memperkuat relevansi pendidikan dan membangun jaringan dukungan bagi siswa di luar ruang kelas.
10. Menghadapi ketidakpastian: prinsip pedagogis untuk dipertahankan
Dalam kondisi perubahan cepat, ada prinsip-prinsip pedagogis yang layak dipertahankan:
-
Keterbukaan terhadap keragaman perspektif: pluralitas menambah kapasitas adaptif.
Pembelajaran sepanjang hayat: sistem harus memfasilitasi pembelajaran pada semua umur.
Interdependensi pengetahuan dan nilai: pengetahuan teknis harus selalu dibingkai dengan refleksi nilai.
Keterlibatan praksis: belajar melalui kerja nyata di dunia.
Empati sebagai kompetensi inti: tanpa empati, tindakan kolektif untuk menghadapi krisis akan terhambat.
Penutup: Pendidikan sebagai kompas moral dan intelektual
Filsafat pendidikan bukanlah kemewahan teoritis yang terpisah dari praktik. Ia adalah peta dan kompas alat untuk menilai arah yang kita ambil sebagai komunitas manusia. Di tengah kegelisahan dunia, tujuan pendidikan perlu diperluas: dari sekadar persiapan kerja menjadi pembentukan kapasitas manusia untuk berpikir kritis, berempati, dan bertindak etis. Pendidikan harus menjadi wahana pembebasan membebaskan diri dari ketidaktahuan, ketergantungan, dan kemapanan yang merugikan.
Implementasi tujuan ini menuntut perubahan pada kurikulum, pedagogi, penilaian, dan kebijakan. Perubahan tersebut menuntut keberanian politik dan budaya, serta komitmen kolektif. Namun keuntungan jangka panjangnya tak ternilai: masyarakat yang lebih tangguh, beradab, dan mampu bekerjasama menghadapi tantangan besar bersama-sama.