3. Mengaitkan filsafat pendidikan dengan isu dunia kontemporer
Mari kita telusuri bagaimana prinsip-prinsip filsafat pendidikan merespons beberapa isu dunia yang paling mendesak.
a. Perubahan iklim dan pendidikan ekologi
Perubahan iklim menuntut pendidikan yang tidak hanya menyampaikan fakta ilmiah, tetapi membentuk tanggung jawab ekologis. Filsafat pendidikan humanistik dan kritis mengusulkan kurikulum yang menumbuhkan kesadaran sistemik: dari etika konsumsi, pemahaman tentang interdependensi hidup, hingga partisipasi kolektif dalam mitigasi dan adaptasi. Pendidikan harus memungkinkan siswa memahami hubungan antara gaya hidup, ekonomi, dan kerusakan lingkungan serta bagaimana bertindak secara kolektif.
Implementasi praktisnya meliputi pembelajaran berbasis proyek (Dewey), kegiatan lapangan yang mengaitkan teori dan praktik, dan integrasi nilai-nilai lokal yang menghargai keharmonisan alam. Di sini pendidikan menjadi wahana transformasi budaya, bukan sekadar transfer pengetahuan.
b. Konflik geopolitik, perdamaian, dan pendidikan kewargaan
Dalam dunia yang rentan konflik, pendidikan bisa menjadi alat perdamaian. Pendidikan kritis mengajarkan analisis akar konflik dimensi ekonomi, ideologis, dan sejarah---sementara pendidikan demokratis (Dewey) menekankan dialog dan resolusi konflik. Pendidikan kewargaan harus memperkuat kapasitas siswa untuk berpartisipasi dalam proses demokratis, membangun toleransi, dan memahami hak asasi manusia. Di wilayah terdampak konflik, kurikulum harus sensitif trauma dan berfokus pada rekonstruksi sosial.
c. Disrupsi teknologi dan etika digital
Kecerdasan buatan, algoritma, dan platform digital mengubah hubungan sosial dan ekonomi. Pendidikan harus menggabungkan literasi digital dengan literasi etika: kemampuan membaca teknologi sekaligus menilai dampak sosial dan moralnya. Pendidikan filsafat (pertanyaan tentang nilai, makna, tanggung jawab) menjadi penting untuk mencegah dehumanisasi dan ketergantungan terhadap algoritma. Mengajarkan siswa mengkritisi sumber informasi, memahami bias algoritmik, dan mempertimbangkan implikasi etis penggunaan teknologi adalah kunci.
d. Ketimpangan sosial dan inklusi pendidikan
Ketimpangan global membutuhkan pendekatan pendidikan yang inklusif. Filsafat pendidikan kritis menyorot perlunya transformasi struktural untuk mengatasi ketidaksetaraan mulai dari akses hingga relevansi kurikulum. Pendidikan harus memberi ruang bagi suara marginal, mengajarkan solidaritas sosial, dan menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat bagi komunitas tertindas.