a. Kurikulum tematik dan interdisipliner
Permasalahan besar seperti perubahan iklim bersifat lintas-disiplin. Kurikulum harus bergerak dari silos mata pelajaran menuju proyek tematik yang mengintegrasikan sains, humaniora, etika, dan seni. Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) efektif untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kolaboratif.
b. Pembelajaran berbasis pengalaman dan komunitas
Belajar di luar kelas melibatkan komunitas lokal, organisasi sipil, dan usaha sosial membuat pengetahuan relevan dan membentuk tanggung jawab sosial. Ini juga memberi kesempatan menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata.
c. Pendidikan nilai yang konkret
Nilai-nilai seperti solidaritas, keadilan, dan tanggung jawab ekologis harus diajarkan melalui praktik konkret misalnya kegiatan layanan masyarakat, riforestasi lokal, atau proyek ekonomi solidaritas bukan hanya retorika.
d. Literasi digital kritis
Selain mengajarkan keterampilan teknis, pendidik harus menanamkan kemampuan menilai informasi, memahami privasi data, dan menilai dampak algoritma. Pendidikan etika teknologi perlu menjadi bagian wajib.
e. Penilaian otentik
Penilaian sebaiknya menilai kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan penyelesaian masalah bukan hanya ingatan. Portofolio, penilaian kinerja, dan refleksi diri memberi gambaran lebih lengkap tentang kemampuan siswa.
f. Penguatan peran guru