7. Tantangan dan resistensi: realistis terhadap perubahan
Reformasi pendidikan tidaklah mudah. Ada hambatan struktural (ketimpangan sumber daya), budaya (resistensi terhadap perubahan), dan politis (prioritas jangka pendek). Selain itu, globalisasi sering membawa tekanan homogenisasi mengancam keragaman kultural.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan strategi bertahap: pilot project, bukti keberhasilan dari skala kecil, serta pembangunan koalisi pendukung (guru, orang tua, pembuat kebijakan). Vital juga mengadopsi prinsip kebijakan yang adil dan partisipatif agar perubahan dapat berakar.
8. Kasus kecil: implementasi konkret (contoh praktis)
Untuk memberi gambaran nyata, berikut contoh-contoh program yang sejalan dengan filsafat pendidikan di era ketidakpastian:
Program pembelajaran iklim berbasis sekolah: siswa meneliti dampak perubahan iklim di komunitasnya, merancang solusi mitigasi, dan melaporkannya ke pemangku kebijakan lokal.
Modul literasi digital-etika: proyek yang menggabungkan pembuatan konten digital dengan refleksi etis tentang privasi, hoaks, dan tanggung jawab online.
Kelas demokrasi partisipatif: forum sekolah untuk mempraktikkan debat, mediasi, dan pengambilan keputusan kolektif, menanamkan budaya demokrasi sejak dini.
Unit kewirausahaan sosial: siswa merancang usaha kecil yang memenuhi kebutuhan komunitas sekaligus mendukung keberlanjutan.
Program-program seperti ini menyatukan pengetahuan, nilai, dan tindakan inti filsafat pendidikan yang transformatif.
9. Peran keluarga dan masyarakat: ekosistem pendidikan