Zulhas mengatakan bahwa koperasi-koperasi ini sudah bisa mengakses kredit sejak 1 Juli 2025. "Bahkan minggu lalu, koperasi di Serang sudah cair Rp 200 juta dari BRI," ujarnya sambil menunjukkan video WhatsApp yang berisi ucapan syukur dari ketua koperasi.
Saya menonton ulang video itu. Ketua koperasi, namanya Paidi, mengucapkan terima kasih kepada Menteri Zulhas karena koperasi desanya akhirnya bisa meminjam ke bank tanpa agunan pribadi.
"Selama ini kalau pinjam harus pakai sertifikat saya sendiri. Sekarang cukup atas nama koperasi," katanya. Kalimat itu mungkin biasa di kota. Tapi di desa, itu revolusioner.
Prabowo dijadwalkan hadir pada 19 Juli. Tempatnya masih dirahasiakan.
Tapi informasi dari staf Satgas menyebutkan bahwa kemungkinan besar akan dilaksanakan di daerah dengan kombinasi: gudang siap, koperasi aktif, dan jejaring petani sudah berjalan.
Beberapa menyebut Boyolali, ada juga yang menyebut Sumedang. Tapi tempat bukan soal. Yang penting adalah semangatnya.
Saya membayangkan Prabowo datang dengan rompi cokelat, berdiri di depan karung-karung gabah yang sudah diberi barcode.
Ia akan menandatangani prasasti, lalu mengisi buku stok logistik. Setelah itu, mungkin beliau akan berpidato singkat, seperti biasanya.
Yang mungkin akan ia katakan adalah bahwa "pangan adalah senjata strategis negara." Dan koperasi adalah salah satu bentuk pertahanan non-militer kita.
Dalam berbagai dokumen strategis pertahanan pangan, termasuk milik FAO dan World Bank, disebutkan bahwa ketahanan pangan tidak cukup dengan produksi.
Tapi juga distribusi dan penyimpanan. Dan koperasi inilah titik simpul distribusi yang selama ini hilang.