Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Teo-Kosmos Bencana NTT

5 April 2021   20:46 Diperbarui: 5 April 2021   21:14 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bencana banjir di Adonara NTT (foto ms/doc)

Ujung-ujungnya, tetaplah manusia yang kecolongan pada hakikatnya. Tapi itulah musibah (al-baliyah). Siapa yang ingin? Tiada satupun yang ingin petaka itu datang secara tak terkira. Lagi-lagi, tak tertakarkan dengan akal.

Waktu petaka banjir Wasior di Papua Barat tahun 2010, ratusan nyawa melayang. Harta benda dan infrastruktur publik juga ambyar. Usut punya usut, semua gegara hilangnya wilayah serapan akibat kapitalisasi hutan secara tamak. Begitupun bencana banjir di Kalimantan baru-baru.

Barrier secara alamiah untuk menangkal longsor dan banjir minim. Banjir dan longsor, turun dari atas hutan gundul, mendepak seabrek-abrek manusia secara culas dan tidak senonoh dari tempat tinggalnya. Tak cuma nyawa, harta benda juga raib. Manusialah pokok soalnya, sebagaimana terminologi Tuhan (QS : Ar-Rum : 41).

Entah minimnya mitigasi ataupun akibat kapitalisasi hutan, bencana adalah tanda (sign) atau pesan (message). Ia patut dibaca dengan kemampuan logos dan suprarasional (spiritual).

Bahwa di balik mekanisme kosmos, ada juga teo-kosmos dalam bentuk pesan dan tanda di balik peristiwa (empirik). Agar manusia mawas diri dan tak lagi songong dalam arti tamak baik secara empirik juga spiritual..

Bila alam bergeser, bersiklus mencari titik equilibrium, maka siklus kesadaran manusia pada satu titik, mestinya membuat ia menjadi sebaik-baiknya makhluk. Memberi rahmat pada sesamanya, juga pada alam sekitar.

Lebih saleh secara individu dan bernegara, lebih adil, lebih peka dan berempati dalam arti sesungguhnya. Pasca peristiwa naas ini, lahirlah harapan dan kesadaran baru tentang teo-kosmos!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun